Operasi penambangan batubara pada Pit S KM.17 PT Rpp Contractors Indonesia Site PT. Anugrah Bara Kaltim dilakukan dengan sistem tambang terbuka. Sistem tambang terbuka akan membentuk cekungan yang luas, sehingga menjadi tempat terakumulasinya air pada lantai pit penambangan. Pada pengamatan di lapangan terlihat kondisi sump dalam keadaan banjir karena adanya curah hujan yang sangat tinggi dan dimensi sump tidak cukup untuk menampung debit limpasan yang masuk. Untuk menangani hal tersebut diperlukan upaya yang optimal untuk penanganan air yang masuk pit dengan menganalisis debit limpasan yang masuk ke pit, mengevaluasi dimensi sump, serta menganalisis jumlah pompa yang akan digunakan untuk memompa air keluar dari sump. Apabila hal ini tidak dilakukan akan dapat mempengaruhi kegiatan coal getting. Dari hasil perhitungan data curah hujan yang terjadi pada tahun 2011-2020 diperoleh curah hujan rencana sebesar 98,58 mm/hari, dan intensitas curah hujannya sebesar 13,23 mm/jam untuk periode ulang hujan 5 tahun. Debit limpasan yang akan masuk kedalam sump adalah 11.242,8 m 3 /jam. Maka, volume air yang masuk kedalam sump dengan durasi hujan maksimum adalah sebesar 46.657,48 m³. Maka Dimensi sump yang cukup untuk menampung volume air yang masuk pada sumuran yaitu lebar dasar sumuran yaitu 60 m, lebar permukaan sumuran 70 meter, panjang sumuran 110 m, untuk tinggi sumuran adalah 6,93 meter, serta sudut kemiringan sumuran yaitu 60º. Jumlah pompa yang dibutuhkan untuk mengeluarkan air dari sump dalam waktu 1 hari adalah 5 unit pompa dengan menggunakan Pompa MF-CF48 RPM 1650 dan 10 unit pompa dengan menggunakan Pompa DND-150 RPM 1370. Sedangkan jika mengganti jenis & tipe pompa menggunakan pompa MF-420E maka jumlah pompa yang dibutuhkan untuk mengeluarkan air dari sump pada pit S KM.17 dalam waktu 1 hari adalah 2 unit pompa.
Kata Kunci : Coal Getting, Debit Limpasan, Curah Hujan Rencana Intensitas Curah Hujan, Dimensi Sump, Jumlah Pompa.