Indonesia yang dikenal dunia sebagai “Zamrud Khatulistiwa”, karena kekayaan alamnya yang berlimpah mencakup aneka ragam sumber daya hayati dan non-hayati (sumber daya geologi) yang tersebar luas di seluruh Nusantara, baik di wilayah daratan maupun perairan. Kawasan Bukit Biru dikenal sebagai daerah subur dan menyimpan beragam potensi, baik dari geodiversity, biodiversity dan cultural diversity. Berdasarkan hal inilah yang menjadikannya berpotensi menjadi salah satu daerah aspek lokasi geowisata dan menjadikan sebagai kawasan geowisata kreatif yang baru di Indonesia. Kawasan ini memiliki kondisi tatanan geologi yang didominasi oleh bentang alam struktural dan dataran fluvial yang disusun oleh satuan Batupasir Jahab hingga satuan Batupasir Bukit Biru serta endapan alluvial. Metode penelitian yang digunakan adalah penilaian kuantitatif menurut Kubalikova (2013) dari penilaian geosite dan geomorphosite berdasarkan parameter pendekatan ilmiah, nilai pendidikan, nilai ekonomi, nilai konservasi serta nilai tambahan. Penelitian terbagi 3 tahap yaitu pra-lapangan, lapangan dan pasca lapangan. Berdasarkan penelitian, terdapat 3 geosite yaitu Air Terjun Bukit Biru, Puncak Bukit Biru dan Taman Arum. Masing-masing geosite di deksripsikan tentang lokasi detail, nilai kelayakan dan tinjauan geologi, serta produk daya tarik wisata. Masing-masing geosite memiliki nilai kelayakan secara berurutan 73,3%, 60% dan 57,5% untuk dijadikan sebagai tempat geowisata. Pembenahan dari sarana prasarana terhadap setiap geosite perlu adanya peningkatan sehingga terciptanya tempat wisata yang nyaman dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Kawasan Bukit Biru.
Kata kunci : Geologi, Geowisata, Bukit Biru, Geosite dan Geomorphosite.