Khusnul Khotimah, 2022. Analisis Tindak Tutur dalam Video Orasi Aksi Cabut UU Cipta Kerja Omnibus Law di Samarinda. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman. Jurusan Pendidikan dan Seni. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dibimbing oleh Dr. H. Yusak Hudiyono, M.Pd., selaku pembimbing I dan Syamsul Rijal, S.S., M.Hum., selaku dosen pembimbing II.

Kata Kunci: Analisis, Tindak Tutur, Orasi

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penggunaan bahasa pada orasi yang cukup menarik untuk ditelaah, biasanya menggunakan penekanan atau pengulangan kata tertentu untuk menumbuhkan semangat partisipan demonstrasi dan juga agar dapat membuat lawan tutur menjadi terpengaruh, sehingga tujuan dari orasi tersebut dapat dicapai. Untuk itu keterampilan berbicara juga diperlukan dalam berpidato atau berorasi. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur, fungsi dari tindak tutur, dan efek dari tindak tutur perlokusi yang muncul pada kegiatan orasi aksi Cabut UU Cipta Kerja Omnibus Law di Samarinda. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode padan referensial yaitu metode yang alat penentunya berupa referen atau kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa. Metode padan referensial ini digunakan untuk mengidentifikasi tindak tutur lokusi dan ilokusi. Metode selanjutnya yaitu metode padan pragmatis, metode yang alat penentunya adalah mitra bicara. Metode padan pragmatis ini digunakan untuk mengidentifikasi tindak tutur perlokusi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik dokumentasi, teknik simak, dan teknik catat. Hasil analisis dari tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi dalam orasi aksi Cabut UU Cipta Kerja Omnibus Law di Samarinda menunjukkan tuturan tersebut terdapat tindak tutur lokusi dengan bentuk pernyataan. Selain tindak tutur lokusi ditemukan juga tindak tutur ilokusi dengan jenis tindak tutur ilokusi asertif, ilokusi direktif, ilokusi ekspresif, dan ilokusi komisif. Tindak tutur ilokusi asertif dengan fungsi menyalahkan dan mengeluh. Tindak tutur ilokusi direktif dengan fungsi memerintah. Tindak tutur ilokusi ekspresif dengan fungsi berterima kasih dan menyalahkan. Tindak tutur ilokusi komisif dengan fungsi berjanji. Dalam penelitian ini juga ditemukan tindak tutur perlokusi dengan fungsi mempengaruhi orang lain atau pihak-pihak tertentu agar melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penutur, sehingga muncul efek terhadap lawan tuturnya. Efek dari tindak tutur perlokusi yang terjadi dapat dilihat dari respon lawan tutur dalam kegiatan aksi Cabut UU Cipta Kerja Omnibus Law di Samarinda dengan memperhatikan konteks tuturan.