Perdarahan uterus abnormal (PUA) mengacu pada frekuensi, durasi, ataupun kuantitas perdarahan menstruasi yang tidak normal, penyebab >70% kunjungan ke ginekologi di antara wanita perimenopause dan pascamenopause. Penelitian bertujuan mengetahui distribusi usia penderita, paritas, keluhan utama, gambaran histopatologi, dan kadar hemoglobin pada kasus PUA di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda periode 2015-2016. Penelitian deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medik penderita PUA yang diagnosisnya ditegakkan oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi. Hasil penelitian menunjukkan dari 165 kasus PUA didapatkan pada usia 41-50 tahun 53,94%, 31-40 tahun 24,24%, 21-30 tahun 8,48%, 51-60 tahun 7,88%, 11-20 tahun 3,64%, dan >60 tahun 1,82%. Multipara 59,40%, primipara 18,18%, nullipara 15,15%, dan grande multipara 7,27%. Keluhan utama perdarahan pervaginam 81,21%, nyeri perut bagian bawah 12,12%, dismenore 4,24%, pembesaran perut bagian bawah 1,82%, dan infertilitas 0,61%. Hasil histopatologi hiperplasia endometrium simpel 49,56%, hiperplasia endometrium kompleks 14,78%, irregular shedding 11,30%, polip endometrium dan karsinoma endometrium 5,22%, hiperplasia endometrium kompleks atipik 3,48%, endometrium fase proliferasi dan ketidakseimbangan hormonal 2,61%, endometritis, sisa kehamilan, dan hiperplasia endometrium simpel atipik 1,74%. Kadar hemoglobin pada 114 penderita PUA menunjukkan anemia berat 51,75%, anemia sedang 22,81%, anemia ringan 14,04%, dan tidak anemia 11,40%. Disimpulkan bahwa penderita PUA di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda periode 2015-2016 paling sering pada usia 41-50 tahun, multipara, keluhan utama perdarahan pervaginam, histopatologi hiperplasia endometrium simpel, dan anemia berat.