Saferi Ikuandi, 2022 Kearifan Lokal Suku Dayak Tunjung Dalam Mengelola Hutan Hujan Tropis di Desa Linggang Melapeh Kabupaten Kutai Barat. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Iya Setyasih, M.Pd selaku pembimbing I dan Edwardus Iwantri Goma, S.Pd, M.Sc selaku pembimbing II.
Masyarakat Suku Dayak Tunjung Desa Linggang Melapeh banyak yang tinggal dekat dengan kawasan hutan, karena banyaknya masyarakat yang tinggal di wilayah hutan membuat masyarakat bergantung dari hasil hutan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, agar terhindar dari kerusakan hutan maka diperlukannya pengelolaan serta menjaga dari kerusakan hutan. Oleh karena itu dilakukannya penelitian ini demgan tujuan untuk: mengetahui bentuk pengelolaan Hutan Gunung Eno berdasarkan kearifan lokal Suku Dayak Tunjung di Desa Linggang Melapeh Kabupaten Kutai Barat. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi dengan metode analisis data triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kearifan lokal Suku Dayak Tunjung di Desa Linggang Melapeh dalam mengelola hutan hujan tropis dengan berbagai cara yaitu, dengan Menjagak Talunt (menjaga hutan) menjaga hutan dari penebangan liar dengan melibatkan seluruh masyarakat dan pemerintah desa. Hukum adat yang dilakukan apabila terjadinya pelanggaran seperti penebangan hutan tanpa izin yang hanya bertujuan untuk merusak hutan. Perutank (denda) denda ini terbagi menjadi dua macam yaitu denda antara individu dan denda tingkat desa. pakant talunt (memberi makan hutan) untuk memberikan sesajen kepada penunggu hutan agar tidak mengganggu manusia. Dan memberikan papan nama pada setiap tumbuhan agar dapat mempermudah masyarakat mengetahui jenis tumbuhan tersebut.