Havil Alifi. Keteguhan Lengkung Statis dan Geser Rekat Kayu Lamina Jenis Bayur (Pheterospermum javanicum Jungh) Dengan Perbedaan Jumlah Lapisan Kusno Yuli Widiati dan Agus Nur Fahmi. Kayu bayur masih termasuk kayu yang sering dianggap kurang bernilai ekonomis tinggi sehingga untuk meningkatkan kualitas kayu perlu penelitian bertujuan untuk mengetahui sifat fisika dan mekanika kayu lamina menggunakan susunan 2, 3, 4 lapis untuk mengetahui kadar air kerapatan keteguhan lengkung statik (MoE)(MoR) serta mengetahui keteguhan rekat dan kerusakan kayu menggunakan perekat (PVAc) pada kayu Bayur. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Industri dan Pengujian Hasil Hutan Kehutanan Universitas Mulawarman. Metode penelitian yang digunakan berdasarkan standar DIN (Deutsches Institut fur Normung) dengan analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Hasil data yang diperoleh Nilai kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan kayu solid dengan kadar air rata-rata sebesar 14,94% dan kadar air yang paling terendah terdapat pada perlakuan 4 lapis sebesar 12,62%. Kerapatan kering tanur kayu tertinggi terdapat pada perlakuan 4 lapis 0,437 g/cm³ dan yang terendah pada perlakuan 3 lapis sebesar 0,423 g/cm³. Modulus of Elasticity (MoE) kayu dengan rata-rata tertinggi pada perlakuan 4 lapis yaitu 3144,50 N/mm² dan terendah pada perlakuan 2 lapis 2757,45 N/mm². Modulus of Rapture (MoR) dengan rata-rata tertinggi pada perlakuan 4 lapis 45,98 N/mm² dan yang terendah pada perlakuan 2 lapis 41,44 N/mm². Keteguhan rekat geser kayu perlakuan solid lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan 2 lapis yaitu dengan rataan 15,15 N/mm2 , sedangkan perlakuan 2 lapis rataannya 12,22 N/mm2 . Persentase kerusakan kayu mendapatkan rataan sebesar 73,9%. Dari uji statistik menunjukkan hasil yang tidak signifikan terhadap pengujian kerapatan, MoE dan MoR.
Kata Kunci : kayu bayur, kayu lamina, sifat fisika, sifat mekanika, keteguhan rekat.