Boraks merupakan zat pengawet berbahaya yang digunakan dalam bidang industri. Namun beberapa masyarakat cenderung menyalahgunakan bahan kimia tersebut, salah satunya pada makanan bakso yang masih banyak ditemukan boraks dalam penggunaan bahan tambahan pangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan keterpaparan media informasi dengan kandungan boraks pada pedagang bakso keliling di kelurahan Sidodadi kota Samarinda. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional. Pengujian menggunakan Test Kit boraks dilakukan di labolatorium Fakultas Kesehatan Masyarakat dengan jumlah sampel 34 bakso. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Total Sampling. Analisis data menggunakan uji Fisher’s Exact Tests dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil Penelitian menunjukkan 1 (2.9%) responden pengetahuan baik, 21 (61.8%) pengetahuan cukup dan 12 (35.3%) pengetahuan kurang. 3 (8.8%) responden sikap baik, 25 (73.5%) sikap sedang dan 5 (14.7%) memiliki sikap buruk. 25 (73.5%) responden terpapar media informasi dan 9 (26.5%) responden kurang terpapar media informasi terkait dengan bahan tambahan pangan (BTP) boraks. Dari 34 sampel bakso yang diuji di dapatkan hasil 1 sampel (3%) positif boraks. Hasil uji bivariat di dapatkan nilai p value > 0,05 pengetahuan (p=0,382), sikap (p=0,265), dan keterpaparan media informasi (p=0,265) dengan kandungan boraks pada bakso. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan keterpaparan media informasi dengan kandungan boraks pada bakso. Di sarankan kepada pedagang bakso keliling untuk menjaga kualitas bakso dan tidak menggunakan BTP yang dilarang. Kepada institusi kesehatan untuk melakukan pengawasan dan edukasi terhadap pedagang bakso keliling terkait dengan BTP boraks. Kata Kunci : Boraks, Media Informasi, Pengetahuan, Sikap.