Tuberkulosis (TB) Paru merupakan masalah penting bagi kesehatan dan Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara penderita TB Paru tertinggi kedua. Fenomena tingginya prevalensi TB Paru juga terjadi di Provinsi Kalimantan Utara yang mengalami peningkatan kasus sejak tahun 2015 (560 orang) hingga tahun 2018 (1.748 orang) dan salah satu kabupaten dengan prevalensi TB tertinggi adalah Nunukan. Studi ini bertujuan mengetahui berbagai faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian penyakit TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Long Bawan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan case control. Jumlah sampel diambil sebanyak 54 orang dengan perbandingan kasus 1:2 (18 kasus dan 36 kontrol). Data dianalisis menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang bermakna antara TB Paru dengan kelembaban (p value=0.003, OR=2.545), pencahayaan (p value=0.001, OR=4.4), perilaku pencegahan (p value= 0.012 OR=3.6) dan jarak rumah ke fasilitas kesehatan (p value=0.025 OR=2.182). Dapat disimpulkan kondisi rumah yang kurang baik akan meningkatkan faktor resiko dari terjadinya TB Paru dengan resiko tertinggi terdapat pada pencahayaan rumah selanjutnya resiko tinggi diikuti dengan perilaku pencegahan dan jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk itu sangat penting untuk menjaga kondisi rumah agar dalam kondisi baik serta melaksanakan perilaku pencegahan agar tidak terkena TB Paru. Kata kunci : TB paru, kelembaban, pencahayaan, perilaku pencegahan.