Purun bajang banyak tumbuh pada areal lahan rawa terbengkalai di Kalimantan Timur. Keberadaan purun bajang sangat rentan mengalami kepunahan dengan berbagai alih guna lahan. Pemanfaatan purun bajang di bidang pertanian juga belum banyak. Penelitian eksplorasi dan identifikasi purun bajang ini merupakan langkah awal untuk pengembangan serta pemanfaatan potensi purun bajang di bidang pertanian beserta produk turunannya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilaksanakan sejak Oktober 2020 hingga Juli 2021. Eksplorasi dilakukan melalui survei lokasi yang menjadi habitat purun bajang. Data identifikasi dikumpulkan berdasarkan pengamatan purun bajang pada Lahan rawa tergenang serta aliran anak sungai di Kecamatan Pulau Atas dan Kecamatan Makroman, Samarinda. Juga dilakukan pengamatan jaringan aerenkim di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman. Masing-masing lokasi diambil 5 sampel tumbuhan purun bajang untuk mewakili populasi purun bajang. Data dikumpulkan melalui survei dan eksplorasi lokasi yang berpotensi terdapat populasi purun bajang. Data hasil pengamatan karakter morfologi dianalisis secara deskriptif dan hasil pengukurannya dihitung menggunankan standar deviasi.
Karakter morfologi purun bajang berupa batang/stem yang berbentuk silinder seperti pipa yang tumbuh memanjang dengan ujung yang meruncing, memiliki sekat-sekat tipis yang memenuhi bagian dalamnya, sekatnya memadat pada bagian pangkal dan berwarna hijau mengkilat. Bagian pangkal tersebut dilapisi daun yang berbentuk seperti seludang berwarna coklat kemerahan. Ujung stem yang meruncing selanjutnya tumbuh menjadi kuntum bunga majemuk yang akan mengandung banyak biji pada fase generatif. Bunga Purun bajang berwarna kuning keemasan jika sudah kering menjadi buah. Akar purun bajang berbentuk serabut dan tumbuh bersama stolon.
Habitat purun bajang dicirikan berdasarkan keberadaan air, baik yang selalu tergenang dengan ketinggian yang bervariasi (antara 11,50 cm sampai dengan 45,80 cm) maupun air yang mengalir dengan ketinggian 79,60 cm. Selain keberadaan air, habitat purun juga dicirikan dengan pH tanah yang masam (4,10-5,20) serta lahan yang terbuka tanpa adanya naungan.
Perbedaan purun bajang yang paling spesifik pada masing-masing lokasi yaitu terdapat pada bagian batang (stem). Panjang dan diameter batang dipengaruhi oleh ketinggian air. Lokasi yang dengan ketinggian air paling rendah memiliki rata-rata panjang dan diameter batang purun bajang yang paling besar daripada lokasi lainnya.