Kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi menyebabkan pemerintah melakukan berbagai upaya pencegahan, salah satunya dengan pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Upaya ini memerlukan kepatuhan individu untuk bersedia divaksin, tetapi saat ini capaian cakupan vaksinasi Covid-19 masih belum mencapai target terutama di kota Samarinda. Hal ini menurut teori Health Belief Model disebabkan adanya berbagai persepsi yang mempengaruhi kepatuhan terhadap perilaku kesehatan termasuk kepatuhan mengikuti vaksinasi Covid-19 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi kerentanan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan isyarat untuk bertindak terhadap kecenderungan untuk bertindak penerimaan vaksin covid-19 di Kelurahan Sidodadi Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda. Desain studi observasional yaitu Cross Sectional dengan sampel 90 orang yang dipilih berdasarkan multistage random sampling. Selanjutnya data dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukan 100% telah mengetahui ada prog vaksinansi tetapi 47,8% belum bersedia divaksin. Hasil bivariat menunjukkan persepsi kerentanan (p value 0.009), persepsi manfaat (p value < 0.001), persepsi hambatan (p value 0.009), dan isyarat untuk bertindak (p value < 0.001) memiliki hubungan yang signifikan dengan kecenderungan untuk bertindak penerimaan vaksin covid-19. Disimpulkan bahwa persepsi pada masyarakat berkaitan dengan kecenderungan untuk bertindak penerimaan vaksin Covid-19. Untuk itu disarankan kepada instansi terkait seperti puskesmas dan kelurahan dapat memberikan informasi mengenai keamaan dan efektivitas vaksin yang telah teruji secara klinis kepada masyarakat guna terbentuknya kepercayaan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19. Kata kunci : Health Belief Model (HBM), Vaksinasi Covid-19, Penerimaan vaksin Kepustakaan : 31, (1977-2021)