Minyak Ikan Layang (Decapterus sp) merupakan bahan pangan tambahan yang terdapat di dalam jaringan lemak atau daging binatang laut (ikan). Minyak ikan banyak digunakan untuk industri pangan dan juga farmasi. Minyak Ikan Layang diproduksi dengan mengekstrak bahan baku ikan layang menjadi minyak, kemudian ekstrak minyak yang di dapatkan dimurnikan kembali dengan beberapa tahapan proses. Pabrik Minyak Ikan Layang ini direncanakan berdiri pada tahun 2025 dengan kapasitas produksi 3.600 Ton/Tahun dengan menggunakan proses Alkali Refinery. Kebutuhan bahan baku berupa Ikan Layang dengan laju alir sebesar 467,1717 kg/jam. Tahapan proses pada pabrik ini meliputi persiapan bahan baku dengan mencuci bahan baku, kemudian dilakukan ekstraksi minyak ikan melalui pengukusan mengunakan steam dan pengepresan. Minyak ikan yang dihasilkan kemudian dimurnikan dengan proses Alkali Refinery, yaitu penambahan Basa Alkali berupa NaOH untuk menghilangkan asam lemak bebas (FFA) yang terkandung di dalam minyak ikan. Kemudian dilakukan proses Pemucatan (Bleaching) untuk menjernihkan warna dengan menggunakan Clay. Produk yang telah jernih kemudian memasuki tahap Degumming untuk menghilangkan lender atau gum yang masih tersisa dalam minyak. Minyak selanjutnya diproses secara Winterisasi yakni penurunan suhu secara bertahap untuk memisahkan antara minyak ikan jenuh dan minyak ikan tak jenuh. Untuk kemudian kembali masuk ke dalam proses Deodorisasi untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak diinginkan dalam minyak ikan. Kemudian produk yang telah melewati beberapa tahap akan masuk ke dalam tahap pengemasan dan penyimpanan. Adapun hasil samping lain dari proses pembuatan Minyak Ikan Layang ini berupa Ampas ikan hasil pengepresan serta lemak jenuh hasil dari proses Winterisasi. Pabrik ini direncanakan berdiri di Kenyamukan, Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, umur operasi pabrik 10 tahun, masa kontrak selama 2 tahun vi dengan jumlah karyawan sebanyak 90 karyawan, luas tanah diperkirakan sebsar 19.950 m2 . Kebutuhan air pabrik utilitas sebesar 75.574,108 kg/jam dan kebutuhan listrik sebesar 258,5154 kW bentuk perusahaan yang dipilih yaitu Perseroan Terbatas (PT). Berdasarkan hasil perhitungan Analisa ekonomi diperoleh BEP sebesar 46,68%, POT sebelum pajak 2,1747 tahun, POT sesudah pajak 2,7036 tahun, ROI sebelum pajak 35,983%, ROI sesudah pajak 26,987%, dan nilai IRR sebesar 12,16% Kata Kunci :, Fish Oil, NaOH, Minyak Ikan Layang