Penulis mengambil tema studi provenan batupasir karena dilihat dari kelimpahannya yang cukup banyak ditemukan di daerah penelitian dan tingkat resistennya yang tinggi dan sangat kompak secara fisik. Informasi yang berkaitan dengan batuan asal umumnya diperoleh dari batupasir karena komponen penyusun batupasir mudah diidentifikasi hanya dengan batuan alat sederhana seperti mikroskop petrografis sehingga studi provenan merupakan studi yang dengan mudah dapat dilakukan terhadap batupasir. Penelitian ini dilakukan dengan metode point counting yaitu dengan melakukan penyayatan batuan dan dihitung komposisi mineral Q-F-L dan kemudian di plot pada segitiga pettijohn (1975) untuk penentuan nama batuannya , setelah itu ditentukan tatanan tektonik daerah penelitian berdasarkan diagram segitiga hubungan antara komposisi kerangka kerja batupasir dan perubahan tektonik Dickinson dan Suzcek (1979). Penelitian ini menggunakan bantuan mikroskop polarisasi untuk pengamatan sayatan batuan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa lokasi penelitian terbagi dalam dua bentuk asal yaitu bentuk asal Denudasional (Perbukitan Terkikis), Fluvial (Dataran Aluvial dan Sungai). Satuan batuan pada daerah penelitian dari muda ke tua yaitu Endapan Lempungpasiran, batupasir sisipan batulanau dan batulempung ssipan batubara dan batupasir. Struktur yang berkembang yaitu kekar. Nama batupasir secara mikroskopis menurut Pettijohn (1975) yaitu: kode sampel BP-1 “Lithic Arenite”, BP-2 “Lithic Arenite”, BP-3 “Quartz Wacke”, BP-4 “Lithic Wacke”, BP-5 “Lithic Wacke”, BP-6 “Lithic Arenite”, BP7 “Lithic Wacke”, BP-8 “Lithic Arenite”, BP-9 “Lithic Arenite”, BP-10 “Lithic Arenite”, BP-11 “Lithic Arenite”. Tatanan tektonik pada daerah penelitian yaitu Batuan asal daur ulang orogen. Kata kunci : Geologi, Provenance, Batupasir, Petrografis.