Stres kerja dapat dialami pekerja, tidak terkecuali dengan Anak Buah Kapal (ABK). Tuntutan pekerjaan sebagai Anak Buah Kapal (ABK) mewajibkan ABK untuk tetap tinggal di kapal selama 24 jam sebelum pergantian shift selanjutnya. Selain itu dengan adanya pandemi COVID-19 memperburuk kondisi, sehingga terdapat perubahan terkait protokol kesehatan yang harus dipatuhi oleh ABK. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan masa kerja, beban kerja mental dan kesejahteraan kondisi pandemi dengan stres kerja pada Anak Buah Kapal (ABK) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Balikpapan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Stres kerja diukur dengan menggunakan DASS-21, beban kerja mental diukur dengan NASA-TLX dan masa kerja diukur menggunakan kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 83 responden. Data diuji menggunakan korelasi Rank Spearman. Sebagian besar responden mengalami stres kerja (77.1%) dan 43.4% diantaranya mengalami stres kerja rendah. Dominansi masa kerja pada responden yaitu >10 tahun (38.6%), beban kerja mental sedang (68,7%) dan kesejahteraan kondisi pandemi sedang (61.4%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi lemah (r=0.265) antara beban kerja mental (p=0.016) dengan stres kerja. Kemudian tidak terdapat korelasi antara masa kerja (p=0.276) dan kesejahteraan kondisi pandemi (p=0.826) dengan stres kerja. Disarankan perusahaan dapat memberlakukan rotasi pekerjaan, memperbaiki sistem kerja dan pemerataan job description untuk menekan tingkat beban kerja mental ABK.
Kata Kunci : Anak Buah Kapal, Beban Kerja Mental, Kesejahteraan Kondisi Pandemi, Masa Kerja, Stres Kerja.