Salah satu profesi dibidang kelautan yang banyak ditekuni oleh masyarakat yang tinggal di daerah pesisir yaitu budidaya rumput laut. Rumput laut menjadi salah satu komoditas hasil kelautan yang besar potensinya untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu daerah yang termasuk penghasil rumput laut jenis Eucheuma Cottonii adalah Pulau Nunukan yang terletak di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Faktor utama yang menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya rumput laut adalah pemilihan lokasi lahan. Kesalahan dalam pemilihan lokasi dapat menyebabkan gagal panen dan rendahnya kualitas rumput laut yang dihasilkan. Oleh karena itu, dalam melakukan budidaya rumput laut tentunya harus memperhatikan kriteria lahan berdasarkan faktor biofisik dan kimia karena dapat berdampak terhadap laju pertumbuhan dan kualitas rumput laut. Tujuan penelitian ini yaitu membuat sistem pendukung keputusan untuk mempermudah dan membantu masyarakat dalam melakukan pemilihan lokasi terbaik untuk budidaya rumput laut secara cepat dan tepat sesuai kriteria menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk melakukan perhitungan bobot kriteria dan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk melakukan pemeringkatan alternatif. Kriteria yang digunakan sebanyak 7 yaitu kedalaman, pH, kecepatan arus, kecerahan, suhu, salinitas, dan oksigen terlarut, sedangkan data alternatif sebanyak 11 titik lokasi budidaya rumput laut di Pulau Nunukan. Berdasarkan hasil implementasi dengan kedua metode menghasilkan rekomendasi dua lokasi budidaya rumput laut yaitu Sei Banjar I dan Sei Banjar II dengan nilai preferensi yang sama yaitu 0,937 merupakan nilai tertinggi dibandingkan dengan alternatif lainnya. Kata kunci : Lokasi Budidaya Rumput Laut, SPK, Metode AHP, Metode SAW.