Antarmuka Website yang kompleks tidak hanya memerlukan teknologi program yang canggih saja namun juga harus diimbangi dengan kualitas kode yang baik pula. Kualitas kode yang baik akan berpengaruh terhadap proses pengembangan atau performa website itu sendiri. Ada sebuah istilah bernama coding-standard yang merupakan suatu set aturan penulisan kode program yang disepakati menjadi acuan penulisan dalam sebuah tim programmer saat berkolaborasi mengembangkan antarmuka sebuah website. Dalam lingkup front-end programmer, terdapat dua coding-standard yang populer digunakan yaitu BEM (Block Element Modifier) dan OOCSS (Object Oriented Cascading Style Sheet). Kedua metode tersebut menggunakan pendekatan yang berbeda sebagai konsep dasarnya dimana BEM menggunakan konsep component based dan OOCSS menggunakan object oriented. Dalam penelitian ini, penulis membandingkan kedua metode tersebut dan menganalisis hasilnya kemudian menyimpulkan manakah metode yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan usability dan ef iciency sebagai variabel penelitiannya. Data yang digunakan untuk masing-masing variabel berasal dari sumber yang berbeda. Untuk usability, penulis menggunakan survey sebagai sumber data sementara untuk ef iciency penulis menggunakan eksperimen. Terdapat 60 programmer yang terbagi menjadi dua kelompok partisipan dalam survey di penelitian ini yaitu programmer senior dan programmer junior. Survey didesain untuk menggambarkan perilaku para partisipan terhadap usability dari metode BEM dan OOCSS dengan menggunakan 3 poin skala likert. Hasilnya, secara rata-rata metode BEM mendapatkan poin lebih tinggi yaitu 47,3 dibandingkan dengan metode OOCSS yang mendapatkan nilai 39,5. Di sisi ef iciency penulis melakukan eksperimen dengan mengimplementasikan metode BEM dan OOCSS sebagai coding-standard dalam membentuk antarmuka dari tiga laman situs Tokopedia. Setelah itu, penulis melakukan uji benchmark menggunakan tools GTMetrix dengan speed behavior dan resource behavior sebagai poin penilaian. Setelah melakukan 10 kali iterasi pengujian untuk masing-masing metode, penulis menghitung nilai rata-ratanya. Hasilnya, pada level speed behavior kode program yang dibentuk dengan metode BEM memerlukan waktu rata-rata 2.03 detik untuk membuka halaman sedangkan metode OOCSS memerlukan waktu 2.19 detik. Sementara itu, di level memory behavior metode BEM menggunakan 367kb penggunaan memori sementara untuk metode OOCSS memerlukan 370kb. Dari data hasil penelitian tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode BEM secara usability maupun ef iciency lebih baik dibandingkan OOCSS.
Kata Kunci : Website, Coding Standard, Front-end Programmer, Block Element Modifier, Object Oriented Cascading Style Sheet, Usability, Ef iciency, Benchmark, Speed Behavior, Memory Behavior.