Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, membawa dampak terjadinya deforestasi hutan. Bermuara pada terjadinya kerusakan ekosistem hutan akibat adanya illegal logging dan illegal trading terhadap pengelolaan kehutanan di Indonesia. Sehingga pemanfaatan tidak hanya pada kayu tetapi juga potensi HHBK yang berperan meningkatkan devisa negara di bidang kehutanan yaitu serat alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik beberapa jenis tumbuhan penghasil serat alam dan menganalisis potensi pemanfaatan seratnya. Proses penelitian diawali dengan pengujian sifat fisik kemudian dilakukan pengujian komponen kimia yang mengacu pada metode standar TAPPI dan pengujian analisis dimensi serta turunan serat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 13 jenis tumbuhan penghasil serat alam yang meliputi Akasia mangium, Laban, Mahang, Sukun, Terap, Sirih hutan, Bambu kuning, Bambu tali, Abaka, Pandan duri, Pandan kowang, Paku ata dan Paku boston. Berdasarkan karakteristik sifat fisik kerapatan tertinggi terdapat pada kayu Laban sebesar 0,68 g/cm3 (Kelas II) dan kadar air tertinggi terdapat pada kayu Akasia mangium sebesar 17,75%. Pada pengujian komponen kimia, kadar ekstraktif tertinggi terdapat pada Paku ata sebesar 7,64%, kadar lignin tertinggi terdapat pada kayu Laban sebesar 36,55%, kadar holoselulosa dan α-selulosa tertinggi terdapat pada Abaka sebesar 81,66% dan 68,32%. Kualitas serat terbaik terdapat pada Abaka dengan skor 500 (Kelas I). Potensi pemanfaatan serat alam dimanfaatkan sebagai kertas, tekstil, bahan anyaman dan bahan bangunan dan konstruksi.
Kata Kunci : Serat alam, Komponen Kimia, Dimensi dan Turunan Serat.