Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit saluran pernapasan atas ataupun bawah, yang tingkat mortalitasnya sangat tinggi pada balita, anak – anak, dan orang lanjut usia, terutama pada negara – negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah. Pada tahun 2020 tercatat 1.838 kasus ISPA dan sebanyak 319 jumlah kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada balita diwilayah kerja Puskesmas Bontang Utara II. Data tersebut menunjukkan perlu dilakukan intervensi penyebab terjadinya ISPA pada balita. Penelitian ini tentang hubungan lingkungan fisik rumah dan perilaku merokok keluarga terhadap infeksi saluran pernapasan akut pada balita. Sejumlah 89 balita menjadi sampel pada penelitian ini, jenis penelitian survey analitik menggunakan rancangan cross sectional yang bertujuan mengetahui hubungan faktor risiko terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Data dikumpulkan dengan wawancara perilaku merokok keluarga dan pengukuran lingkungan fisik rumah. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara variabel lingkungan fisik rumah yaitu pencahayaan (p = 0,041), kepadatan hunian (p = 0,037), kelembaban (p = 0,038), luas ventilasi (p = 0,026) dan perilaku merokok keluarga (p = 0,003) terhadap Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada balita. Lingkungan fisik rumah (pencahayaan, kepadatan hunian, kelembaban dan luas ventilasi) dan perilaku merokok keluarga memiliki hubungan terhadap Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada balita. Diperlukan peningkatan kesadaran keluarga terkait perilaku merokok keluarga dan kualitas lingkungan rumah. Kata Kunci : ISPA, Lingkungan Fisik, Perilaku Merokok, Balita.
Daftar Pustaka : 73(1997-2021)