Sektor pertanian berperan penting dalam pangan masyarakat sehari-hari. Manusia pada hakekatnya membutuhkan tanaman pangan sebagai bahan pokok. Beroperasinya perusahaan pertambangan batu bara di sekitar wilayah Desa Jembayan Dalam diklaim oleh petani mencemari sawah mereka dan menyebabkan produktivitas padi menurun. Tujuan penelitian adalah menganalisis pendapatan petani yang melakukan pola rotasi tanaman padi di Desa Jembayan Dalam Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara.
Penelitian ini dilakukan di Desa Jembayan Dalam dari bulan April sampai Juni 2021. Metode pengumpulan data adalah acak sederhana dengan jumlah responden sebanyak 34 orang. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis pendapatan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi tanam dalam satu tahun sebanyak 2 kali dengan rata-rata luas tanam 0,82 ha. Rata-rata biaya produksi pada musim tanam 1 sebesar Rp.7.709.156,79,-/ha/mt dan pada musim tanam 2 rata-rata sebesar Rp.6.080.577,02,-/ha/mt. Rata-rata produksi pada MT 1 sebesar 1.393,24 kg dan pada MT 2 rata-rata sebesar 642,35 kg. Rata-rata penerimaan pada MT 1 sebesar Rp.9.100.142,97,-/ha/mt dan pada MT 2 rata-rata sebesar Rp.4.639.236,11,-/ha/mt. Rata-rata pendapatan usahatani padi sawah pola tanam padi-padi pada MT 1 sebesar Rp1.390.986,19/ha/mt dan pada MT 2 sebesar Rp.-2.260.029,63,-/ha/mt.
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Jembayan Dalam Kecamatan Loa Kulu, dapat ditarik kesimpulan rata-rata biaya produksi pada MT 1 lebih tinggi dari MT 2 dengan rata-rata per tahun sebesar Rp.13.789.733,81,-/ha/thn, rata-rata produksi pada MT 1 lebih tinggi dari MT 2 dengan rata-rata produksi per tahun sebesar 2.035,59 kg, rata-rata penerimaan pada MT 1 lebih tinggi dari MT 2 dengan rata-rata per tahun sebesar Rp.13.284.406,05,-/ha/thn, dan rata-rata pendapatan pada MT 1 lebih tinggi dari MT 2 dengan rata-rata pendapatan per tahun sebesar Rp.-505.327,76,-/ha/thn.