Eceng padi disebut juga dengan nama eceng lembut yang termasuk ke dalam kelompok gulma air. Gulma air yaitu gulma yang sebagian atau seluruh hidupnya berada di air seperti eceng gondok. Eceng padi merupakan tumbuhan yang sensitif terhadap kekeringan. Eceng sendiri pada umumnya bukan tanaman yang dibudidayakan, melainkan dianggap sebagai tanaman gulma yang ditemukan pada tanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai potensi eceng menjadi tanaman hias setelah dilakukan pemupukan Gandasil D.
Penelitian lapangan dilaksanakan pada bulan September 2020 sampai November 2020 di Kelurahan Sempaja Selatan Samarinda Utara.
Penelitian ini dirancang dalam uji t yaitu p0 tidak diberi pupuk Gandasil D dan p diberi pupuk Gandasil D. Pengambilan data dilakukan dimulai pada saat eceng padi berumur 1 minggu. Pengamatan dilakukan sesuai dengan parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah biji dan jumlah bunga. Data dianalisis menggunakan perbandingan uji t pada taraf 5%. Dan dilanjutkan dengan melakukan penyebaran kuesioner dengan 20 orang responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman eceng padi terpengaruh secara tidak nyata oleh pemupukan dan tidak dipupuk. Dan dari hasil kuesioner jawaban responden dari segi penampilan menyatakan warna bunga eceng padi memiliki nilai keindahan dan memiliki nilai estetik. Tetapi untuk budidaya responden tidak berminat untuk membudidayakannya dan untuk kedepannya responden ragu-ragu jika eceng dikembangkan menjadi tanaman hias. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diamati bahwa eceng padi memiliki kesehatan pertumbuhan yang kurang baik dikarenakan eceng terserang hama seperti belalang dan terserang penyakit bercak daun. Dari segi penampilan tanaman eceng padi memiliki keindahan warna bunga yang memikat berwarna ungu tetapi bunga eceng tidak memiliki wangi. Tenda bunga berwarna ungu. Akan tetapi bunga eceng mekarnya tidak menentu hanya di pagi hari apabila siang hari bunga nya akan kembali tertutup.