Anteseden Pemanfaatan Teknologi Infomasi Melalui e-Coaching dan Gaya Belajar Terhadap Kinerja Peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas di Lembaga Administrasi Negara Samarinda
Teknologi informasi telah menjadi bagian tidak tepisahkan dari semua sisi kehidupan saat ini, salah satunya adalah dalam penyelenggaraan pelatihan untuk peningkatan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN), dimana Lembaga Administrasi Negara (LAN) menjadi lembaga pembina penyelenggaraan pelatihan Aparatur di Indonesia. Peningkatan kompetensi ASN yang khusus diatur dalam kebijakan yang diatur oleh LAN yaitu pelatihan peningkatan kompetensi manajerial (kepemimpinan), dimana pada penyelenggaraannya telah menggunakan metode penyeleggaraan pelatihan secara tatap muka langsung (on campus) dan jarak jauh (off campus). Sistem metode jarak jauh pada pelatihan telah memanfaatkan teknologi informasi dalam pelaksanaannya. ASN yang mengikuti pelatihan kepemimpinan merupakan pegawai yang terpilih, disaat menduduki jabatan atau sebelum menduduki jabatan di instansinya, dengan tujuan agar individu memiliki standar kompetensi manajerial (kepemimpinan) dan pengelolaan menjalankan tugas untuk pencapaian kinerja. Penyelenggaraan pelatihan kepemimpinan ini memiliki jenjangjenjang tertentu yang disesuaikan dengan tingkat kepemimpinan sebuah jabatan dan jenjang yang dipilih dalam penelitian ini adalah dari jenjang pengawas, dimana salah satu evaluasi akhir penilaian peserta pelatihan kepemimpinan disemua jejang adalah membuat dan melaksanakan aksi perubahan (inovasi) yang disesuaikan dengan jabatan peserta.
Proses pelaksanaan aksi perubahan peserta dibimbing oleh seorang coach, baik secara tatap muka langsung maupun pembimbingan jarak jauh menggunakan media teknologi informasi. Melalui proses pembimbingan jarak jauh memanfaatkan media teknologi informasi merupakan tujuan penelitian ini, karena selain faktor kurikulum pelatihan dengan metode on campus dan off campus juga adanya wabah pandemi covid-19 menjadi fenomena yang menarik untuk mengetahui hubungan antara pemanfaatan media teknologi informasi serta bagaimana gaya belajar atas pemahaman peserta dalam pelaksanan aksi perubahan yang menjadi kinerja peserta dari proses penyelenggaraan pelatihan.
Studi model dari The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) (Venkatesh et al., 2003) serta mengembangkan dengan variabel dari model gaya belajar Felder-Silverman Learning Style Model (FSLSM) (Felder & Silverman, 1988) terhadap pemanfaatan teknologi informasi dalam pembimbingan dan kinerja peserta pelatihan, menyimpulkan bahwa dari enam hubungan variabel pada penelitian ini terdapat tiga hubungan yang mendukung hipotesis, yaitu:
1. Hubungan harapan kinerja dengan minat menggunakan teknologi informasi oleh peserta dalam melakukan coaching dengan hasil hubungan berpengaruh positif signifikan, hipotesis pertama dalam studi telah terbukti, sehingga memastikan bahwa harapan kinerja tinggi dari teknologi informasi akan mampu menambah kepercayaan perserta dalam minat pemanfaatan di sebuah pekerjaan, terkhusus pada penelitian yaitu pelaksanaan pembimbingan (coaching) melalui media teknologi informasi, hasil ini telah mendukung teori dan konsep dari Thompson et al., (1991) dan Venkatesh et al., (2003), serta studi empirik yang dilakukan oleh Thompson et al., (1991), Awwad & Al Majali (2015), Arief et al., (2018) dan Chao (2019).
2. Hubungan ekspektasi atas teknologi informasi dengan minat menggunakan teknologi informasi oleh peserta dalam melakukan coaching yang hasil hubungannya adalah berpengaruh positif signifikan, hasil tersebut menyatakan bahwa hipotesis kedua juga telah terbukti, dimana minat menggunakan teknologi informasi oleh peserta dalam melakukan coaching dalam ekspektasi terhadap teknologi informasi dalam pelaksanaan proses adalah berdasarkan faktor keefektifan dan efisiennya media teknologi informasi, karena pelaksanaan pengiriman dokumen sampai dengan verifikasi aksi perubahan peserta dari coach dapat ditempuh waktu relatif cepat, sehingga teknologi informasi sangat besar memberikan kelancaran upaya peserta dalam pelaksanaan proses dalam pelatihan. Hasil ini mendukung dengan penelitian dari Taylor & Todd (1995), Masa’deh et al., (2016), Abdullah et al., (2015) dan Li & Alduais (2018).
3. Hubungan minat menggunakan teknologi informasi oleh peserta dalam melakukan coaching dengan kinerja peserta yang hasil hubungannya adalah berpengaruh positif signifikan, yang artinya semakin tinggi minat menggunakan teknologi informasi oleh peserta dalam melakukan coaching maka akan semakin tinggi kinerja peserta, sehingga ini mendukung teori dan konsep dari Peter & Olson (2010) serta studi empirik yang dilakukan oleh Engotoit et al., (2016), Miller et al., (2018), Prasad et al., (2018) dan Céspedes-Lorente et al., (2018) tentang minat menggunakan teknologi informasi oleh peserta dalam melakukan coaching yang besar akan mampu menambah keyakinan perserta dalam meningkatkan kinerja dalam melaksanakan aksi perubahan, yang merupakan penegasan bahwa hipotesis keenam diterima.
Sedangkan tiga hubungan yang tidak mendukung hipotesis sebagai temuan dalam penelitian, yaitu:
1. Hubungan pengaruh lingkungan sosial dengan minat menggunakan teknologi informasi oleh peserta dalam melakukan coaching, dengan hasil hubungan negatif tidak signifikan yang berada pada hipotesis ketiga, yang mengidikasikan bahwa semakin ditingkatkan minat menggunakan teknologi informasi oleh peserta dalam melakukan coaching, maka akan diikuti penurunan pengaruh sosial dari teknologi informasi yang akan digunakan peserta dalam pelatihan, maka pengaruh sosial tidak akan mampu menambah keyakinan perserta dalam minat dalam pemanfaatan melakukan sebuah pekerjaan, terkhusus dalam penelitian ini adalah melaksanakan pembimbingan (coaching) melalui media teknologi informasi, sehingga hasil ini mendukung studi empirik yang dilakukan oleh Hew et al., (2015) dan Thongsri et al., (2018).
2. Hubungan pengaruh gaya belajar dengan minat menggunakan teknologi informasi oleh peserta dalam melakukan coaching, dengan hasil positif tidak signifikan, yang merupakan hipotesis keempat, dimana hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin meningkatkannya minat menggunakan teknologi informasi oleh peserta dalam melakukan coaching, maka tidak selalu ada perubahan dari gaya belajar pada peserta, ini mendukung studi empirik yang dilakukan oleh Lu (2012) Seyal & Rahman (2015) dan Cheng et al.,(2017).
3. Hubungan pengaruh gaya belajar dengan kinerja peserta, dengan hasil negatif signifikan, yang merupakan hasil dari hipotesis kelima, yang mengindikasikan bahwa semakin adanya peningkatan dari kinerja peserta pelatihan, maka akan ada perubahan dari gaya belajar pada peserta, ini mendukung studi empirik yang dilakukan oleh Abdullah et al., (2015) dan Li & Alduais (2018). Hasil hubungan yang tidak mengkonfirmasi hipotesis awal yang merupakan temuan dari studi, terindikasi karena dinamika serta dominansi karakteristik responden tertentu dari peserta pelatihan kepemimpinan pengawas di LAN Samarinda, terutama kepada karakteristik responden, baik dari sebaran usia yang beragam, jenis kelamin, latar belakang pendidikan sampai dengan pengaruh lingkungan asal peserta yang berbeda-beda, pada saat melaksanakan pembimbingan (coaching) pada waktu pelaksanaan implementasi aksi perubahan (off campus).
Ketersediaan
Detail Information
Judul | Anteseden Pemanfaatan Teknologi Infomasi Melalui e-Coaching dan Gaya Belajar Terhadap Kinerja Peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas di Lembaga Administrasi Negara Samarinda |
---|---|
Pengarang | MUHAMAD HARRY RAHMADI - Personal Name |
No. Panggil | DISERTASI MUH a 2021 |
Subyek | Pemanfaatan Teknologi Infomasi Melalui e-Coaching |
Bahasa | Indonesia |
Tempat Terbit | Universitas Mulawarman |
Tahun Terbit | 2021 |
Penerbit | Fakultas Ekonomi dan Bisnis |
Jurusan | PROGRAM DOKTORAL ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS |
Lampiran Berkas | LOADING LIST... |
DIGITAL LIBRARY