Perkembangan pembangunan konstruksi saat ini mengalami kemajuan yang pesat. Seiring dengan hal tersebut, kebutuhan bahan-bahan bangunan juga mengalami permintaan yang besar, akibatnya ketersedian bahan di alam mulai terbatas dan perlu diperbaharui dengan menggunakan inovasi-inovasi baru. Tak terlepas dari penggunaan batu apung sebagai bahan utama pembuatan beton ringan juga hanya dapat ditemukan di daerah-daerah tertentu. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mencoba mencari alternative dengan memanfaatkan cangkang kelapa sawit sebagai bahan pengganti agregat kasar. Pemilihan cangkang sawit didasarkan atas karakteristiknya yang keras, ukuran seperti agregat kasar, dan cukup ringan. Pada penelitian ini, di mulai dengan melakukan pengujian terhadap bahan-bahan yang digunakan, yaitu pasir Mahakam dan cangkang sawit. Selanjutnya pengujian terhadap kuat hancur agregat cangkang sawit. Setelah data-data material didapatkan kemudian dirancang campuran dengan menggunakan metode SNI 03-3449-2002 dengan penambahan variasi cangkang sawit 3%, 6%, dan 9%. Pengujian beton ringan terdapat 3 jenis, yaitu kuat tekan, kuat Tarik dan modulus elastisitas. Hasil Pengujian beton ringan cangkang kelapa sawit maksimal 7,05 MPa pada campuran SNI 03-3449-2002, sementara pada penambahan 3%, 6%, dan 9% cangkang sawit terhadap campuran tersebut mengalami penurunan. Untuk berat isi beton ringan ini adalah 1600 kg/m3 , memenuhi persayaratan beton ringan dengan maksimal berat isi 1850 kg/m3 . Berdasrkan hasil tersebut, beton ringan ini cocok digunakan untuk pekerjaan non structural, misalnya sebagai dinding pembatas pengganti bata. Kata Kunci : Beton ringan, Cangkang sawit, Kuat tekan, Kuat tarik, dan Modulus elastisitas.