Liknawan, Program Magister Administrasi Publik, Universitas Mulawarman, Desember 2021, Kerjasama Pemerintah Swasta dan Pemuda dalam Pengembangan Batik Melayu Kutai Di Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Ketua Komisi Pembimbing Dr. Heryono Susilo Utomo, M.Si dan Anggota Komisi Pembimbing Dr. Fajar Apriani, S.Sos., M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kerjasama pemerintah, swasta dan pemuda dalam pengembangan batik melayu kutai di Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat fokus penelitian yaitu: (1) kebijakan dan promosi, (2). pemasaran dan kreativitas baru, (3). Interaksi sosial dan partisipasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk mendapatkan deskripsi yang mendalam kerjasama pemerintah, swasta dan pemuda dalam pengembangan batik melayu kutai di Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, studi literatur dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan analisis data model interaktif yang dikembangkan oleh Miles, Huberman dan Saldana (2014). Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa pemerintah, swasta dan pemuda telah berkerjsama dalam upaya pengembangan batik melayu kutai. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni dalam hal membuat dan mengarahkan kegiatan promosi yang mengacu kepada upaya memperkenalkan, mempublikasikan, serta menciptakan loyalitas merek batik melayu kutai ke publik baik dalam maupun luar daerah, partisipan dalam event pemerintah berupa expo, fashion show dan sebagai brand sponsor pemilihan Duta Wisata Kutai Kartanegara, serta menjalankan tugas dan tanggungjawab untuk mengempanyekan budaya-budaya Kalimantan Timur memperkenalakan budaya, keunggulan dan potensi yang berada di Kutai Kartanegara melalui batik melayu kutai. Faktor Pendukung yaitu: masyarakatnya sendiri, kelompok sadar wisata sebagai penyambung informasi, apresiasi pemerintah terhadap pelaku bisnis yaitu memberi wadah atau berupa banyanya kesempatan event, membangun komunikasi serta menumbuhkan rasa saling percaya dalam menjalanan tugas. Kemudian faktor penghambat yaitu bahan yang harus di supply dari luar kota sehingga membuat harga jual batik lebih mahal, belum adanya kebijakan khusus tentang pemakian batik melayu kutai, serta informasi yang kurang dan pelopor batik melayu kutai yang masih terbatas jumlahnya. Kata Kunci: kerjasama, pengembangan, batik melayu kutai.