Lismaitina, 2021. “Analisis Penggunaan Bahasa Vulgar pada Media Sosial Twitter Kajian Sosiolinguistik”. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman, Samarinda. Drs M. Rusydi Ahmad, M.Hum. (Dosen Pembimbing I), Nina Queena H. P, S.S.,S.Pd, M.Pd. (Dosen Pembimbing II).
Penelitian ini tentang kajian sosiolinguistik khususnya tentang variasi bahasa vulgar yang menitikberatkan pada bentuk variasi bahasa vulgar, makna dan alasan penggunaan bahasa vulgar. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk variasi bahasa vulgar, makna, maupun alasan penggunaan bahasa vulgar tersebut. Penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca melalui pemahaman-pemahaman yang telah diuraikan di dalam karya tulis. Selain itu penelitian ini juga sebagai salah satu wacana dalam usaha memperbanyak dan memperkaya penelitian sosiolinguistik bahasa Indonesia. Penelitian ini bersifat kualitatif. Untuk memperoleh data, menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu Teknik Simak Bebas Libat Cakap, Teknik Catat, dan Teknik Dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis SPEAKING, Agih dan Padan. Hasil analisis data berdasarkan bentuknya ditemukan bahasa vulgar yang mana merupakan bahasa yang tidak akademis, kasar, dan mencerminkan seseorang yang tidak mengenyam sebuah pendidikan, sedangkan subjek dari penelitian ini ialah para pengguna Media Sosial Twitter. Adapun data yang ditemukan berupa bentuk kata yaitu pelakor dan bego. Untuk bentuk frase seperti alaynya dan dasar maling. Makna yang terkandung dalam bahasa vulgar pada media sosial Twitter yaitu makna yang sesuai dengan makna yang sebenarnya dan juga sesuai dengan konteks tuturan. Sedangkan alasan penggunaan bahasa vulgar yang di tuliskan yaitu untuk menghina, mengungkapkan rasa kesal, kebodohan, kejijian, dan sebagai pengokohan identitas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk bahasa vulgar pada penelitian ini hanya ditemukan bentuk kata dan frasa, sedangkan makna dari variasi bahasa vulgar itu sendiri lebih mengarah ke makna yang sesuai dengan makna yang sebenarnya. Selain itu, alasan penggunaannya tidak hanya berorientasi pada hal yang negatif tetapi juga pada hal yang positif