Hiperbilirubinemia merupakan masalah klinis yang umum ditemui selama periode neonatus dan berkontribusi pada angka kematian bayi di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda pada tahun 2020 terdapat setidaknya 129 bayi neonatus yang mengalami kondisi hiperbilirubinemia. Bayi berat lahir rendah (BBLR) dan jenis persalinan merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya hiperbilirubinemia. Kejadian hiperbilirubinemia dan komplikasinya dapat dicegah dengan deteksi sejak dini melalui pengenalan faktor risiko pada bayi baru lahir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan BBLR dan jenis persalinan dengan hiperbilirubinemia neonatorum. Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan metode cross sectional. Penelitian ini menggunakan data rekam medis pasien hiperbilirubinemia neonatorum Januari-Desember 2020 di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Sampel yang digunakan sebanyak 84 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang diambil dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji Independent T Test. Nilai rata-rata kadar bilirubin total pada kelompok BBLR dan tidak BBLR masing-masing adalah 15.79 mg/dL dan 15.52 mg/dL (p=0.773). Nilai rata-rata kadar bilirubin total pada kelompok jenis persalinan normal dan tidak normal masing-masing adalah 16.33 mg/dL dan 15.292 mg/dL (p=0.308). Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara BBLR dan jenis persalinan dengan hiperbilirubinemia neonatorum.