Alginat merupakan salah satu jenis hidrokoloid, yaitu suatu sistem koloid oleh polimer organik didalam air. Dimana alginat merupakan hasil dari ekstraksi rumput laut cokelat yang banyak digunakan dalam dunia industri sebagai bahan pengental, pengemulsi, penstabil, pembentuk film dan pembentuk gel. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan natrium alginat ini adalah rumput laut Sargassum. Proses pembuatan natrium alginat dilakukan dengan proses kalsium alginat. Proses produksi natrium alginat dari rumput laut cokelat (Sargassum) dibagi menjadi 4 tahap, yaitu tahap persiapan bahan baku dengan pencucian dan pemotongan rumput laut agar memudahkan dalam proses selanjutnya, kemudian rumput laut direndam dengan sodium metabisulfit selanjutnya direndam dengan HCl. Tahap pembuatan natrium alginat kemudian diekstraksi dengan Na2CO3 agar alginat terpisah dari rumput laut tersebut. Kemudian setelah itu masuk proses reaktor I dengan penambahan CaCl2 selama 30 menit, selanjutnya masuk proses reaktor II dengan penambahan HCl selama 30 menit, masuk proses reaktor III dengan penambahan Na2CO3 selama 15 menit. Tahap pemisahan dan pemurnian masuk ke proses pengeringan untuk menghilangkan sisa air. Tahap penanganan produk akhir yaitu penggilingan untuk menghasilkan natrium alginat menjadi bubuk. Pabrik ini direncanakan akan didirikan di Tanjung Batu, Kabupaten Berau dengan jumlah karyawan sebanyak 80 orang dan luas tanah sekitar 27.310 m2 dan kebutuhan listrik sebesar 453,5607 kW. Dari evaluasi ekonomi, pabrik natrium alginat ini membutuhkan modal tetap (Fixed Capital Investment) sebesar Rp466.741.811.101,00 dan modal kerja (Working Capital Investment) sebesar Rp82.366.201.959,00. Pabrik ini memiliki nilai POT (Pay Out Time) vii sebelum pajak 3,4230 tahun dan sesudah pajak sebesar 4,0966 tahun. BEP (Break Even Point) sebesar 41%, SDP (Shut Down Point) 15,42% dan IRR (Interest Rate of Return ) sebesar 29,14%.