Tenaga kesehatan adalah garda terdepan dalam menghadapi pandemi , sehingga sangat rentan terhadap dampak psikologis yang timbul saat memberikan penanganan pada pasien COVID-19. Salah satu masalah psikologis yang banyak timbul adalah masalah kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada tenaga kesehatan selama menghadapi pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) di Kota Samarinda. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif observasional dan sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan selama bulan April-Agustus 2021 . Sampel terdiri dari 390 responden yang berasal dari 10 Kecamatan di Samarinda. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kecemasan pada tenaga kesehatan di Samarinda dalam kategori ringan (17,9%). Dalam kategori usia, kecemasan dialami oleh semua kategori usia sebesar (81,5%), kecuali pada usia 56-65 tahun. Kategori jenis kelamin baik laki-laki dan perempuan mengalami kecemasan dengan total persentase (42,9%). Berdasarkan status perkawinan, tenaga kesehatan yang berstatus belum menikah mengalami kecemasan paling tinggi dibanding yang sudah menikah yaitu (24,7%). Sedangkan berdasarkan pekerjaan semua tenaga kesehatan mengalami kecemasan, namun yang paling tinggi ditemui pada responden yang bekerja sebagai tenaga medis (25,4%), dan responden yang merawat pasien COVID-19 (24,7%). Kategori tempat bekerja, responden yang mengalami kecemasan dengan persentase paling tinggi adalah yang bekerja di instansi lain (26,7%) dan puskesmas (24%). Berdasarkan kategori jam kerja, responden yang mengalami kecemasan paling tinggi adalah yang bekerja selama 8-12 jam (21,2%) dan 12-24 jam (41,4%). Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya terkait hubungan tingkat kecemasan dengan faktor usia, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, tempat bekerja , dan lamanya jam kerja.