Penilaian kedisiplinan kinerja karyawan adalah salah satu faktor untuk memperbaiki situasi kualitas sumber daya manusia. Pemantauan serta penilaian kedisiplinan karyawan wajib dilakukan secara terus menerus menjadi sebagian karakteristik manajemen sudah berjalan dengan baik sebagai tolak ukur pertimbangan target yang telah ditetapkan. Metode K-Means dan metode Fuzzy C-Means (FCM) merupakan metode cluster non-hierarchical (non hirarki). Kedua metode tersebut berupaya mempartisi data ke dalam satu ataupun lebih cluster, sehingga data yang mempunyai ciri yang sama dikelompokkan ke dalam cluster ataupun kelompok yang sama serta data yang memiliki ciri yang berbeda dikelompokkan ke dalam kelompok yang lain. Pada penelitian ini membahas mengenai perbandingan metode K-Means dan metode Fuzzy C-Means (FCM) pada analisis kinerja pegawai di PT. Cemara Khatulistiwa Persada Bontang, dimana akan ditentukan kelompok pegawai dengan tingkat kinerja pegawai yang tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan hasil clustering dari kedua metode tersebut serta menentukan metode terbaik. Pengelompokan data terhadap kedua metode diperoleh dari data presensi pegawai pada tahun 2020. Berdasarkan hasil, diperoleh bahwa clustering menggunakan metode K-Means pada cluster pertama (tingkat kinerja rendah) terdapat 23 pegawai, cluster kedua (tingkat kinerja sedang) terdapat 27 pegawai, dan cluster ketiga (tingkat kinerja tinggi) terdapat 30 pegawai. Kemudian berdasarkan hasil clustering menggunakan metode FCM pada cluster pertama (tingkat kinerja sedang) terdapat 26 pegawai, cluster kedua (tingkat kinerja tinggi) terdapat 31 pegawai, dan cluster ketiga (tingkat kinerja rendah) terdapat 23 pegawai. Berdasarkan hasil nilai rasio simpangan baku diperoleh bahwa metode K-Means dengan nilai 2,4944 lebih baik dibandingkan metode FCM dengan nilai 2,7323 dalam melakukan clustering kinerja pegawai di PT. Cemara Khatulistiwa Persada.