Perubahan kebiasaan work from office (WFO) menjadi work from home (WFH) akibat pandemi Covid-19 mengubah tatanan hidup setiap pekerja. Maraton online meeting, jam kerja yang tidak pasti, tuntutan pekerjaan yang bertambah, membuat kesehatan mental terganggu yang berujung pada kejadian occupational burnout. Occupational Burnout didefinisikan sebagai kondisi emosional dimana seseorang merasa lelah dan jenuh secara mental ataupun fisik sebagai akibat dari tuntutan pekerjaan yang meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran occupational burnout pada pegawai negeri sipil Kota Bontang selama pandemi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupaka survey analitik menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian 100 responden dengan teknik pengambilan purposive sampling. Dianalisis secara univariat dan uji bivariate Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara beban kerja mental (sig =0,018), lama kerja per hari (sig= 0,039), dan role ambiguity (sig=0,001) dengan occupational burnout pada pegawai negeri sipil Kota Bontang. Kemudian, tidak terdapat hubungan antara usia (sig = 0,749), jenis kelamin (sig= 0,795) dan status perkawinan (sig= 0,745) dengan occupational burnout pada pegawai negeri sipil Kota Bontang. Diharapkan tindakan preventif yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan upaya perbaikan sistem kerja, memperketat job specification dan job description, serta menerapkan work life balance untuk setiap pegawai negeri sipil di Kota Bontang. Kata Kunci : Occupational Burnout, pegawai negeri sipil, beban kerja, lama kerja per hari, role ambiguity Kepustakaan : 46, (1970-2021)