Kampung tenun Samarinda merupakan daerah wisata dan budaya kota Samarinda yang melakukan produksi kain tenun dengan motif Samarinda yang selalu berjalan sehingga perlu adanya pengolahan air limbah untuk mengolah limbah tekstil tersebut sebelum dilakukan pembuangan. Metode yang dapat digunakan untuk mengolah limbah tekstil tersebut adalah biofilter anaerob, sistem biofilter anaerob mampu dengan efektif mengelola limbah cair tanpa menggunakan bahan kimia, lumpur yang dihasilkan pada proses biofilm relatif kecil.
Pada penelitian ini menggunakan proses biofilter anaerob dan menggunakan sistem batch. Proses seeding dan aklimatisasi pada penelitian ini selama 14 hari diukur parameter COD dan BOD dimaksudkan untuk mengetahui pertumbuhan mikroorganisme hingga membentuk biofilm pada media. Selanjutnya dilakukan tahap uji pada reaktor biofilter anaerob dengan cara limbah cair tekstil dimasukkan kedalam masing-masing reaktor yang berisikan media bioball, batu kerikil, batu zeolit, dan tanpa media. Kemudian ditunggu dalam beberapa waktu sesuai dengan variasi waktu tinggal yang digunakan, yaitu 1 hari, 3 hari, 5 hari, 7 hari, dan 9 hari.
Pengaruh waktu tinggal terhadap kandungan COD, BOD, TSS dan warna air limbah tiap reaktor dengan media bioball, batu kerikil, dan batu zeolit mempengaruhi fase pertumbuhan mikroorganisme tiap media yang berbeda-beda dalam menurunkan parameter COD dan BOD dimana terjadi fase pertumbuhan logaritmik pada mikroorganisme dimana tiap media yang memiliki kondisi optimum pada waktu tinggal tertentu sehingga terjadi perubahan parameter COD dan BOD yang naik dan turun pada waktu tinggal tertentu di setiap media. Waktu tinggal juga mempengaruhi kapan kemampuan tiap media mencapai tingkat optimum sebelum mencapai titik jenuh dalam melakukan filtrasi untuk menurunkan kadar TSS dan warna.
Kata Kunci: Air Limbah Tekstil, Biofilter Anaerob, Bioball, Batu Zeolit, Batu Kerikil.