Penerapan sistem shift kerja menimbulkan dampak negatif yang dapat menyebabkan risiko terjadinya kelelahan kerja. Beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan tenaga kerja akan menyebabkan terjadinya cidera maupun kelelahan kerja. Pekerja di PT SM termasuk kelompok yang berisiko untuk mengalami kelelahan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara shift kerja dan beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja unit departemen Cementing di masa pandemi Covid-19 PT. SM.
Penelitian kuntitatif dengan desain cross sectional dengan teknik total sampling dan jumlah sampel penelitian berjumlah 40 orang. Alat ukur menggunakan kuesioner IRFC dan kuesioner beban kerja fisik. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman Rank dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0.05).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja yang memiliki tingkat keeratan sedang (p= 0.002, r= 0.475) dan terdapat hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja yang memiliki tingkat keeratan sedang (p= 0.001, r= 0.492).
Disarankan pekerja untuk memberikan safety induction di awal pergantian shift kerja terutama untuk pekerja dengan masa kerja dibawah 1 tahun, memperhatikan jadwal pergantian shift kerja dan penyesuaian tenaga kerja berdasarkan perhitungan metode studi kerja untuk menganalisa waktu kerja dengan output yang dihasilkan agar beban kerja sesuai dengan kapasitas fisik pekerja serta dapat mengurangi kelelahan kerja.
Kata kunci : Shift Kerja, Beban Kerja, Kelelahan Kerja
Kepustakaan : 38, (1996-2021)