Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dengan produksi kelapa sawit sebesar 45.861.121 ton pada tahun 2019, khususnya provinsi Kalimantan Timur yang memproduksi kelapa sawit sebesar 18.343.852 ton. Hasil produksi kelapa sawit ini memiliki potensi limbah yang sangat melimpah pula, salah satunya adalah limbah padat tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Diperkirakan total TKKS yang diproduksi sebesar 4.219.086 ton. Pemanfaatan limbah TKKS masih belum optimal. Selama ini, limbah TKKS hanya digunakan sebagai kompos dan sebagai pengeras jalan di perkebunan kelapa sawit. Padahal, TKKS yang mengandung selulosa sebesar 33,25%. Kandungan selulosa itu berpotensi dikonversi menjadi bio-oil. Bio-oil atau pyrolysis oil adalah sejenis minyak bakar yang memiliki berat jenis tinggi, dapat diproduksi dari biomassa, seperti kayu, kulit kayu, atau biomassa lainnya yang mengandung selulosa menggunakan teknologi pirolisis yaitu pirolisis lambat dan pirolisis cepat. Bio-oil merupakan salah satu jenis bioenergi yang dapat dimanfaatkan sebagai pensubstitusi bahan bakar solar. Pembuatan bio-oil dengan memanfaatkan TKKS akan mengurangi limbah padat pengolahan kelapa sawit yang melimpah dan menghasilkan sumber energi terbarukan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia. Teknologi pirolisis yang digunakan pabrik ini adalah pirolisis cepat karena dinilai memiliki kelebihan dibandingkan pirolisis lambat. TKKS yang telah diperkecil ukurannya akan mengalami proses pirolisis cepat di dalam reaktor bubbling fluidized bed dengan suhu operasi sebesar 500oC dan bertekanan 1 atm dengan gas pendorong yaitu gas nitrogen. Pabrik bio-oil akan didirikan pada tahun 2030 dengan kapasitas produksi 893.000 ton/tahun di daerah Kutai Timur, Kalimantan Timur, khususnya daerah Tebangan. Karyawan proses produksi yang dibutuhkan adalah 225 orang dan luas tanah sekitar 6.594.542 m2. Kebutuhan air yang digunakan adalah 352.152,57 kg/jam dan kebutuhan listrik pabrik sebesar 3.912,32 kW. Pabrik bio-oil membutuhan modal tetap (Fixed Capital Investment) sebesar Rp. 2,307 triliun serta modal kerja (Working Capital Investment) sebesar Rp. 407 miliyar. Pabrik bio-oil ini memiliki keuntungan sebelum pajak sebesar Rp. 1,233 triliun dan keuntungan setelah pajak sebesar Rp. 925 milyar, dengan nilai BEP sebesar 57%, SDP sebesar 48%, dan IRR sebesar 41,6%.