Depresi adalah reaksi normal terhadap kehilangan yang menyedihkan seperti kehilangan orang yang dikasihi, atau kehilangan harga diri, kehilangan milik pribadi, atau kehilangan kesehatan. Gangguan depresi meliputi dua sub kategori utama, pertama yaitu gangguan depresi mayor yang melibatkan gejala seperti suasana hati yang tertekan, kehilangan minat dan kenikmatan, dan penurunan energi tergantung pada jumlah dan beratnya gejala, kedua yaitu episode depresi berat dikategorikan ringan, sedang atau berat. Pada saat ini Lapas dan Rutan di seluruh wilayah Indonesia seringkali mengalami overcrowded, kelebihan kapasitas didalam Lapas dapat membuat narapidana menjadi tertekan karena adanya beban berat dari kesesakan di dalam lingkungan Lapas, mengalami hambatan dalam menentukan perilaku yang tepat karena lingkungan dan informasi yang terlalu padat, menurunnya kemampuan adaptasi karena faktor lingkungan yang sesak dan kurang sehat, dan muncul stress. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama pidana dengan tingkat depresi pada narapidana Lapas di Tenggarong. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan cross sectional. Sampel dalam penelitian yaitu narapidana Lapas Kelas II A, Lembaga Pemasyarakatan Perempuan dan Pembinaan Khusus Anak yang berada di Tenggarong dengan jumlah 223 orang. Data diperoleh data primer yang didapatkan melalui metode kuisioner. Dari 223 narapidana pada penelitian ini, ditemukan 48,4% mengalami depresi, dan lama pidana terbanyak adalah 2-3 tahun 63.9%. Analisis hubungan antara lama pidana dengan kejadian depresi didapatkan nilai p value sebesar 0,533 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara lama pidana dengan tingkat depresi pada narapidana Lapas di Tenggarong.