Perilaku aman merupakan aspek utama yang perlu diperhatikan dalam mecegah kecelakaaan kerja. Kecelakaan kerja dapat menurunkan produktivitas perusahaan oleh karena itu perlu dilakukan upaya preventif untuk meminimalkan dan menghilangkan angka kecelakan kerja melalui peningkatan safe behavior para pekerja. Penggunaan pendekatan berbasis perilaku dengan model ABC (Antecedents, Behavior, Consequences) merupakan cara yang efektif digunakan untuk memahami mengapa perilaku bisa terjadi dan meningkatkan perilaku keselamatan yang diharapkan dalam jangka panjang.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan Antecedents dan Consequences dengan perilaku aman Pekerja Operasional Bongkar Muat PT. X Kalimantan Utara. Penelitian yang bersifat kuantitatif ini dilakukan pada bulan Juni 2021 dengan pendekatan cross sectional. Data penelitian di dapatkan dengan menggunakan kuesioner. Besaran sampel adalah 39 pekerja yang didapatkan menggunakan teknik quota sampling dengan analisis data Spearman Rank
Hasil penelitian ini menunjukan mayoritas pekerja berjenis kelamin laki- laki sebanyak 38 oraang (97,4%), dengan usia pekerja 21 – 25 tahun sebanyak 15 orang (38.9%). Masa kerja ≥ 3 tahun sebanyak 20 orang (51.3%). Pekerja memiliki perilaku aman sebanyak 22 orang (56,4%) dan beperilaku tidak aman sebanyak 17 orang (43,6%).
Hasil dari hasil uji stastik menunjukan ada hubungan Safe Behavior dengan persepsi terhadap resiko (p value = 0,024), pengawasan (p value = 0,038), penguatan positif (p value = 0,001). Disarankan dalam upaya meningkatkan perilaku aman perusahaan melakukan sosialisai, promosi dan pelatihan yang berkaitan peningkatan pengetahuan dan persepsi baik yang disertai adanya peraturaan, kesediaan peralatan, penguatan positif dan negatif secara konsisten dan tegas.