Imam Syahid, Implementasi Rekrutmen Anggota Partai PKS Di Kota Balikpapan. Di bawah bimbingan Bapak Prof. Dr. H. Adam Idris, M.Si dan Bapak Drs. H. Burhanuddin, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sukses atau tidaknya suatu partai politik yang diukur dari kesuksesan implementasi rekrutmen yang dikembangkannya. Kesuksesan dari implementasi rekrutmen ini dapat diukur dari pola dan proses rekrutmen politik yang digunakan. Wujud dari keberlanjutan partai politik adalah munculnya anggota-anggota yang memiliki kapabilitas dan komitmen terhadap dinamika partai politik untuk masa depan. Partai PKS dapat dikatakan baru dalam perpolitikan Indonesia dan Kota Balikpapan khususnya. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor DPD PKS Kota Balikpapan. Penelitian ini menggunakan teori rekrutmen politik Lili Romli dan jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggunakan tehnik analisis data penelitian kualitatif.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi rekrutmen anggota partai PKS di Kota Balikpapan sudah berjalan cukup baik. Rekrutmen anggota dilakukan dengan cara persuasif yang diawali dengan sosialisasi dalam bentuk kegiatan sosial dan kegiatan individu yang bertujuan untuk menampilkan eksistensi partai PKS kepada masyarakat agar tertarik untuk bergabung menjadi anggota partai. Dengan menggunakan pola rekrutmen politik yang bersifat terbuka ini bertujuan agar masyarakat dapat memahami secara jelas tentang program dari partai PKS. Dan didalam proses rekrutmen politiknya partai PKS melihat kriteria calon anggota baru berdasarkan latar belakang pendidikan atau kegiatan politik seseorang tersebut. Proses kegiatan rekrutmen politik ini sudah terlaksana dengan rutin sehingga dalam implementasinya dapat menghasilkan jumlah anggota baru yang cukup banyak. Terbukti selama 6 bulan terakhir, partai PKS mengalami peningkatan jumlah yaitu bertambah sebanyak 286 anggota baru. Faktor yang mendukung implementasi rekrutmen anggota partai PKS di Kota Balikpapan ini adalah adanya perorganisasian yang terstruktur dari tingkat Kelurahan Sampai Kota sehingga dalam pelaksanaannya bisa berjalan dengan baik. Sedangkan faktor yang menghambatnya adalah kurangnya sarana prasarana yang dimiliki untuk mengkampanyekan partai dan adanya beberapa dari anggota yang masih belum percaya diri untuk memasarkan partai dan adanya kondisi dari beberapa masyarakat yang masih beranggapan negatif tentang partai politik.