Karies gigi menjadi kondisi yang paling banyak dijumpai di rongga mulut terutama pada seseorang yang memiliki kebersihan mulut yang buruk. Data Riskesdas menyatakan bahwa karies menjadi proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia sekitar 45,3%. Provinsi Kalimantan Timur tahun 2018 tercatat sebanyak 53,02% dari penduduk memiliki keluhan gigi berlubang, rusak, dan sakit khususnya di Kabupaten Paser. Masyarakat sering beranggapan pencabutan gigi merupakan pilihan utama apabila terjadi kerusakan gigi seperti karies, dikarenakan pengaruh budaya dan keyakinan masyarakat bahwa pencabutan gigi akan menyelesaikan masalah. Berbagai penelitian menjelaskan kehilangan gigi karena pencabutan disebabkan oleh karies dan dikaitkan dengan pengaruh sosiodemografi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui distribusi pencabutan gigi akibat karies berdasarkan karakteristik sosiodemografi pada pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanah Grogot pada tahun 2017-2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif menggunakan data rekam medis berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditentukan. Data dikelompokkan berdasarkan sosiodemografi (usia, jenis kelamin, pekerjaan) dan regio gigi yang dicabut. Usia 35-44 tahun sebanyak 44 pasien (26,38%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 97 pasien (59,4%) merupakan kategori yang paling banyak dilakukan pencabutan gigi akibat karies. Ibu Rumah Tangga dengan jumlah 58 pasien (35,6%) menjadi pekerjaan dengan angka paling tinggi dalam pencabutan gigi. Gigi posterior terutama rahang bawah, merupakan gigi yang paling sering dicabut pada kasus karies gigi dengan jumlah 91 kasus (55,83%).