Salah satu bahan bakar fosil yang masih banyak digunakan di Indonesia sebagai alternatif pengganti minyak bumi. Penggunaan batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik menghasilkan limbah salah satunya yaitu bottom ash. Bottom ash adalah limbah yang berasal dari sisa pembakaran batubara yang berada di tungku pembakaran pada bagian bawah. Dampak negatif dari bottom ash adalah dapat mencemari lingkungan dan gangguan kesehatan dikarenakan bottom ash mengandung logam berat. Pemanfaatan bottom ash sudah banyak dijadikan menjadi paving block, namun bottom ash dapat menurunkan kualitas fisik dari paving block. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik dan kimia dari paving block. Metode yang digunakan untuk mengetahui karakteristik kimia pada paving block adalah TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure). TCLP adalah prosedur laboratorium untuk memprediksi potensi pelindian B3 dari suatu limbah. Metode TCLP digunakan pada pengolahan limbah dengan metode stabilisasi/solidifikasi yaitu paving block. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bottom ash dapat menurunkan kuat tekan paving block yaitu PB0 22,4 Mpa, PB1 21,0 Mpa, PB2 9,2 Mpa, PB3 7,4 Mpa, dan PB4 2,4 Mpa. Sedangkan penyerapan air pada paving block meningkat yaitu PB0 4,68%, PB1 5,96%, PB2 9,35%, PB3 16,90%, dan PB4 23,95%. Karakteristik kimia melalui uji TCLP pada penilitian ini menujukkan bahwa kandungan logam berat yang terlindi masih jauh dari baku mutu pemerintah yaitu PP No. 22 Tahun 2021.