Setiap remaja mempunyai keinginan hidup bahagia dengan keluarga yang harmonis. Pada kenyataannya, terdapat remaja yang memiliki kondisi orangtua bercerai yangmana hal itu memengaruhi kesejahteraan diri, respon remaja dalam mengatasi masalah dan berpengaruh terhadap pencapaian target masa depan. Evaluasi dari bentuk perilaku dan pengalaman remaja atas perceraian orangtua ini menjadi indikasi yang berkaitan antara koping berfokus emosi dan harapan terhadap kesejahteraan subjektif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik ada atau tidaknya pengaruh koping berfokus emosi dan harapan terhadap kesejahteraan subjektif remaja dengan orangtua bercerai di Kota Samarinda. Subjek penelitian ini adalah 100 orang remaja dengan orangtua bercerai di Kota Samarinda yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Satisfication with Life Scale (SWLS) dan Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) untuk mengukur variabel kesejahteraan subjektif, skala koping berfokus emosi, dan skala Children’s Hope Scale (CHS) untuk mengukur variabel harapan.
Teknik analisa data menggunakan uji statistik regresi model berganda. Hasil penelitian model berganda menunjukkan terdapat pengaruh antara koping berfokus emosi dan harapan terhadap kesejahteraan subjektif yaitu dengan nilai F hitung = 517.902 > F tabel = 3.09, adjust R square = 0.914, dan p = 0.000. pada hasil uji regresi model bertahap didapatkan adanya pengaruh negatif signifikan antara koping berfokus emosi dengan kesejahteraan subjektif yaitu nilai beta (β) = -0.087, t hitung =-2.081 > t tabel = 1.984, dan p = 0.040. Kemudian pada harapan dengan kesejahteraan subjektif menunjukkan terdapat pengaruh signifikan dengan nilai beta (β) = 1.016, t hitung = 24.207 > t tabel = 1.984, dan p = 0.000.
Kata kunci : kesejahteraan subjektif, koping berfokus emosi, harapan.