Remaja rentan menghadapi permasalahan pada status gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih sehingga menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang membutuhkan perhatian segera. Sebanyak 912 remaja SMP dan SMA mengalami obesitas dan juga sebanyak 249 remaja SMA memiliki nilai IMT rendah di Kota Samarinda. Selama pandemi COVID-19, ditemukannya perubahan pada durasi tidur remaja dan juga masih banyak remaja yang melewatkan sarapan mereka. Durasi tidur dan kebiasan sarapan dapat mempengaruhi status gizi remaja.
Penelitian ini mempelajari tentang hubungan antara durasi tidur dan rutinitas sarapan terhadap status gizi remaja. Sejumlah 340 remaja menjadi sampel dan dievaluasi untuk mengetahui durasi tidur, rutinitas sarapan, dan status gizi berdasarkan laporan diri sendiri dengan menggunakan metode cross-sectional. Status gizi diklasifikasikan berdasarkan IMT/U dan nilai z IMT. Rata-rata waktu bangun dan tidur digunakan untuk menghitung durasi tidur. Rutinitas sarapan diamati pada 7 hari sarapan sebelum jam 9 pagi. Kemudian, analisi multivariat digunakan untuk durasi tidur, nilai z IMT, rutinitas sarapan, dan status gizi.
Hasil penelitian ini didapatkan prevalensi gizi baik sebanyak 68,5% dengan durasi tidur rata-rata 0,044), jenis kelamin (p>0,001) dan pekerjaan ibu (p>0,001) berpengaruh signifikan terhadap status gizi. Uji kubik mengungkapkan hasil yang signifikan untuk durasi tidur (p>0,045) dan nilai z IMT
Menurut temuan penelitian ini, ada hubungan antara status gizi remaja dan durasi tidur dan rutinitas sarapan. Oleh karena itu, remaja harus memperhatikan kebutuhan durasi tidur serta frekuensi dan komposisi sarapannya.