IKM Dapoer Ikan Diana adalah sebuah industri kecil menengah yang melakukan produksi olahan ikan sebagai produknya. Produk yang dihasilkan yaitu abon ikan cakalang, teri crispy, sambal ikan cakalang, sambal baby cumi, rabuk ikan cakalang dan udang kriuk. Selama bisnis pada IKM Dapoer Ikan Diana berjalan, adapun permasalahan yang terjadi yaitu belum pernah melakukan pengukuran kinerja rantai pasok, jadwal bahan baku yang datang tidak menetap, dan bahan baku kemasan yang dipesan sering mengalami kecacatan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini berfokus pada produk abon ikan cakalang. Sehingga tujuan pada penelitian ini yaitu untuk merancang key performance indicator sebagai indikator kinerja rantai pasok, mengukur kinerja rantai pasok dan memberikan usulan perbaikan pada KPI yang masuk kondisi buruk. Model SCOR (Supply Chain Operations Reference) yang digunakan untuk merancang KPI berdasarkan lima proses inti dan dimensi. Pada model tersebut terdapat 30 KPI yang digunakan dalam pengukuran kinerja rantai pasok yaitu 7 KPI plan, 7 KPI source, 7 KPI make, 4 KPI deliver, dan 5 KPI return. Data nilai aktual pada setiap KPI diseragamkan skalanya menggunakan Normalisasi Snorm De Boer. Tahapan selanjutnya adalah melakukan pembobotan terhadap perbandingan berpasangan antar proses, dimensi, KPI menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dibantu dengan software expert choice dan metode TLS (Traffic Light System) digunakan pada pengelompokkan KPI. Berdasarkan hasil perhitungan bobot dan normalisasi skor maka nilai kinerja rantai pasok IKM Dapoer Ikan Diana pada produk abon ikan cakalang sebesar 90,7998 yang termasuk dalam kondisi Excellent (sangat baik). Hal ini menunjukkan IKM Dapoer Ikan Diana perlu mempertahankan KPI yang kondisi baik dan cukup dan memberikan usulan perbaikan pada KPI kondisi buruk yaitu KPI 11, KPI 15, KPI 24, dan KPI 28.
Kata Kunci: Key Performance Indicator, Supply Chain Operations Reference, Analytical Hierarchy Process, Normalisasi Snorm De Boer, dan Traffic Light System.