Keragaman nematoda di dalam tanah dapat digunakan sebagai indikator biologi untuk menilai kualitas lahan dari aspek kesuburan biologi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status keragaman nematoda pada lahan reklamasi pasca tambang batubara di PT. Kitadin, Desa Bangun Rejo yang ditanami dengan sengon (Paraseriantes falcataria L.) dan trembesi (Samanea saman Merr.), serta menggunakan pembanding dari lahan hutan sekunder. Penelitian lapangan untuk pengambilan sampel tanah dilakukan di lahan pasca PT. Kitadin yang menerapkan system open pit mining dan lahan hutan sekunder di sekitar kegiatan pertambangan. Dilanjutkan dengan penelitian laboratorium yang dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, untuk melakukan ekstraksi dan identifikasi serta penghitungan populasi masing-masing genera nematoda yang ditemukan. Ekstraksi nematoda menggunakan metode Corong Baermann, dan identifikasi genus nematoda dilakukan berdasarkan karakteristik morfologi nematoda. Sedangkan keragaman jenis nematoda ditetapkan dengan menggunakan indeks Shannon-Wienner. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 14 genera nematoda, terdiri dari 6 genera nematoda non-parasit dan 8 genera parasit tumbuhan. Genus nematoda yang dominan secara berturut-turut berdasarkan nilai dominansinya adalah sebagai berikut: Apelenchus, Cephalobus, Dorylaimus, Pratylenchus, dan Rhabditis. Kepadatan populasi nematoda berkisar 30-206 individu 100 gram-1 tanah. Keanekaragaman nematoda pada lahan reklamasi termasuk kategori rendah-sedang dengan nilai indeks Shannon-Wienner berkisar 0,52-1,98 sedangkan pada lahan pembanding (hutan sekunder) tergolong sedang dengan nilai indeks Shannon- Wienner berkisar 1,43 – 1,61.