Jeruk merupakan salah satu tanaman yang paling banyak ditanam di Indonesia, karena aromanya menyegarkan, dapat menjadi sumber vitamin C, rasa yang manis, segar, harga relatif murah, mudah didapatkan dan menjadi fokus pengembangan budidaya di 57 kabupaten/kota. Luas panen komoditas jeruk pada tahun 2020 diestimasi akan mencapai 61.778 hektar dengan pertumbuhan sebesar 2% per tahun. Banyaknya permintaan jeruk ini mengakibatkan tingginya jumlah limbah kulit jeruk di Indonesia mencapai 309.678 ton pertahun. Kulit buah jeruk biasanya hanya dibuang dan selama ini pemanfaatannya belum dilakukan secara intensif. Tujuan penulisan studi literatur ini yaitu mengetahui metabolit sekunder dari 3 jenis kulit jeruk yang memiliki aktivitas antibakteri dan antijmur, serta mengetahui sifat aktivitas antibakteri dan antijamur metabolit sekunder dari 3 jenis kulit jeruk.
Berdasarkan studi literatur diketahui bahwa metabolit sekunder dari 3 jenis kulit jeruk (Citrus Nobilis Var. Microcarpa, Citrus sinensis L. Osbeck, Cirus x aurantium L) yang memiliki aktivitas antibakteri dan antijamur yaitu alkaloid, glikosida, saponin, fenol (asam fenolat, asam galat, asam hidroksibenzoat, asam klorogenat, asam syringic, asam vanilat, asam rosmarinic, asam trans-2- hydroxycinnamic, asam trans-sinamat, ρ-asam kumarin, asam ferulic, epicatechin), polifenol, tanin (catechin tanin, galic tanin), flavonoid (rutin, naringin, flavon), terpenoid, monoterpen (limonen, d-limonen, l-limonen, trans-limonen oxide, ɑpinen, β-pinen, 2-β-pinen, 1r-α-pinene, kamfena, sabinene, mirsen, α-mirsen, βmirsen, ɑ-terpinene, cis-linalool, cis-linalool oxide, trans-linalool oxide, linalool, linanlool oxide, octanal, 1-octanol, 1-8 cineole, terpinolene, ɑ-terpinolene, Z-sitral, E-sitral, citrronella, ɑ-thujene, verbenone, E-β-ocimene, Cis-β-ocimene, trans-βocimen, (z)-β-ocimen, karen, δ-3-karen, 3-karen, α-felandren, 3-β-felandren, γterpinene, terpinene-4-ol, ɑ-terpineol, 4-terpineol, kamfena, linalyl asetat, geranyl asetat, borneol, bornyl asetat, dihidrokarvon, trans carvone, carvol, sitral, perillyl alcohol, trans caryophyllene, β-caryophyllene, neral, geranyl asetat, nerol, geraniol, geranial, ɑ-terpinyl asetat, perillaldehyde, 1,6-oktadien-3-ol, 3,7-dimetil-, transpinocarveol, citrol trans-geraniol) dan seskuiterpen (α-cubenene, β-cubebene, copaene, α-copaene, β-copaene, δ-cadinene, β-elemene, γ-elemene, caryophyllene oxide, caryophyllene (e), cis-trans-farnesol, α-sinensal, β-sinensal, valencene, aromadendrene, α-humulene, bicyclogermacrene, germacrene-a, germacrene-B, germacrene-d, cubebol, β-copaene, β-12-α-copaene, (e)-nerolidol, neryl asetat, spathulenol, rpi-cubenol, 'i-cadinol, β-bisabolol, bisabol-1-one, δ-kadinena, δkadinena, neryl asetat, neryl acetone, trans nerolidol, nukaton, ɑ-kalakoren, ɑcyperone, E-nerolidol, β-farnesen, E.Z farnesyl acetate, α-himachalene, hexacosane, heptacosane, octacosane, hexahydrofarnesyl acetone, isoledene, 4 phthalic acid, isooctyl phthalate, cis-geraniol). Berdasarkan studi literatur diketahui bahwa sifat metabolit sekunder dari 3 jenis kulit jeruk (Citrus Nobilis Var. Microcarpa, Citrus sinensis L. Osbeck, dan Citrus x aurantium L) lebih cenderung kepolar, yang artinya kebanyakan senyawa yang terdapat pada kulit jeruk bersifat polar dan lebih mudah diekstraksi menggunakan pelarut polar (aquades, metanol, etanol), terbukti dengan seluruh pengujian aktivitas pada studi literatur menggunakan pelarut polar. Diketahui pula bahwa 3 jenis kulit jeruk (Citrus Nobilis Var. Microcarpa, Citrus sinensis L. Osbeck, dan Citrus x aurantium L) memiliki aktivitas antibakteri pada gram positif dengan kategori daya hambat sedang hingga sangat kuat, dan pada bakteri gram negatif dengan kategori lemah hingga sangat kuat, serta juga memiliki aktivitas antijamur dengan kategori daya hambat lemah hingga sangat kuat.