Pengembangan pertambakan yang sangat pesat dengan penebangan hutan bakau sehingga hutan berkurang mempengaruhi perubahan iklim mikro pada suatu wilayah, termasuk wilayah pesisir Delta Mahakam yang terdapat hutan mangrove yang harus dipertahankan untuk menjaga kestabilan iklim mikro. Perbedaan keberadaan tegakan pohon menyebabkan perbedaan karakteristik iklim mikro. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik intensitas cahaya, suhu udara, kelembaban udara dan indeks kenyamanan pada tegakan dan tanpa tegakan di hutan mangrove. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan mengolah data primer dan sekunder. Prosedur penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran pada tegakan dan tanpa tegakan di hutan mangrove Muara Ulu Besar, Delta Mahakam, Kalimantan Timur dengan tiga waktu pengambilan data yang berbeda (pagi pukul 07.00-08.00; siang pukul 12.00-13.00; dan sore hari pukul 17.00-18.00) selama 31 hari dengan menggunakan Environment meter. Hasil penelitian ini menunjukan Karakteristik Iklim mikro pada tegakan hutan mangrove memiliki intensitas cahaya rataan maksimum sebesar 1183 lux, dan rataan minimum sebesar 674 lux. Suhu udara rataan maksimum sebesar 31,1⁰C dan rataan minimum sebesar 27,4⁰C. Kelembaban udara rataan maksimum sebesar 90,3% dan rataan minimum sebesar 71,5%. Karakteristik iklim mikro di area tanpa tegakan hutan mangrove memiliki intensitas cahaya rataan maksimim sebesar 1729 lux dan minimum sebesar 610 lux. Suhu udara rataan maksimum sebesar 31,5⁰C dan rataan minimum sebesar 27,9 ⁰C. Kelembaban udara rataan maksimum 87,0% dan rataan minimum sebesar 64,1%. Indeks kenyamanan atau Temperature Humidity Index (THI) pada tegakan di hutan mangrove sebesar 27,9 dan di areal tanpa tegakan sebessar 28,4, dimana kedua lokasi ini termasuk ke dalam kriteria tidak nyaman. Pengaruh keberadaan vegetasi sangat signifikan untuk karakteristik iklim mikro yang baik.
Kata Kunci : Hutan mangrove, iklim mikro, tegakan dan indeks kenyamanan.