Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu dalam sains yang banyak mengandung perhitungan dan konsep-konsep yang saling berkaitan dengan ilmu pengetahuan lainnya, sehingga membutuhkan pemahaman yang kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal kelarutan dan hasil kali kelarutan yang berkaitan dengan konsep logaritma, mengetahui kemampuan logaritma yang berkaitan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, dan mengetahui kesulitan apa saja yang dihadapi oleh siswa dalam menyelesaiakan soal-soal kelarutan dan hasil kali kelarutan. Subjek penelitian ini adalah 30 orang siswa SMA sekolah menengah atas. Metode penelitian yang digunakan adalah gabungan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif, dengan menggunakan pendekatan sekuensial. Dalam penelitian ini akan diukur tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan saol kelarutan dan hasil kali kelarutan. Adapun indikator yang digunakan yaitu, (1) Menentukan kelarutan suatu zat, (2) Menentukan rumus ataunpersamaan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) suatu senyawa, (3) Menentukan pH larutan dari harga Ksp atau Kelarutannya, (4) Menentukan Pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan, dan (5) Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp. Pengambilan data dilakukan dengan teknik tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal kelarutan dan hasil kelarutan memiliki kategori tidak sulit, sedikit sulit dan cukup sulit, sedangkan pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal logaritma dalam keseluruhan memiliki kemampuan baik sekali dan baik. Hal ini menunjukkan bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal kelarutan dan hasil kali kelarutan bukan disebabkan oleh ketidak-mampuan siswa dalam menyelesaikan soal logaritma, namun disebabkan oleh faktor-faktor lain, yaitu: (1) siswa kesulitan dalam memahami kalimat soal 93%), (2) kesalahan siswa kurang teliti (63,3%), (3) kesalahan siswa dalam menggunakan rumus (20%), (4) kesalahan siswa dalam operasi hitung (3,3%), dan (5) kesalahan siswa dalam memahami kapan terjadinya endapan (63,3%).