Stigma gangguan jiwa merupakan salah satu penghambat dalam penanganan terhadap orang dengan gangguan jiwa dan berpotensi pada perburukan mental pasien. Stigma tidak hanya dimiliki oleh orang awam melainkan juga pada tenaga kesehatan dan mahasiswa kesehatan yang bertugas berhadapan dengan pasien dengan gangguan jiwa. Untuk itu diperlukan prediktor dalam melihat potensi stigma gangguan jiwa pada diri seseorang, contohnya adalah jenis kelamin dan big five personality. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk mencari tahu bagaimana hubungan jenis kelamin dan big five personality traits terhadap stigma gangguan jiwa pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Mulawarman Samarinda. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner PMHSS untuk mengukur stigma gangguan jiwa dan IPIP-BFM-25 untuk menilai lima dimensi big five personality yang terdiri dari: openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan stigma yang signifikan antara kedua jenis kelamin, dimana wanita memiliki stigma yang lebih rendah dibandingkan pria (p= 0,000). Kemudian openness (p= 0,011) dan agreeableness (p= 0,003) secara statistik berkorelasi negatif terhadap stigma, sedangkan conscientiousness (p= 0,076), extraversion (p= 0,202), dan neuroticism (p= 0,011) tidak memiliki hubungan dengan stigma secara statistik. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti variabel lain yang dapat mempengaruhi stigma gangguan jiwa.