Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) dengan luas 11.245 hektar. Setiap tahunnya terjadi kebakaran, baik di dalam maupun di luar HLSW. Permasalahan pada HLSW adalah belum diketahuinya potensi ancaman di beberapa lokasi di HLSW, belum adanya pos komando pengendalian kebakaran dan tempat suplai air untuk pengendalian kebakaran, belum optimalnya kapasitas sumberdaya manusia di dalam pengendalian kebakaran hutan di HLSW, dan dibutuhkan perencanaan di dalam pengendalian kebakaran di HLSW. Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode sistem peringkat bahaya kebakaran (SPBK) dari hasil pengukuran AWS, selanjutnya menganalisis dari beberapa indeks FFMC, DMC, DC, BUI, ISI dan FWI untuk mendapatkan hubungan yang paling berpengaruh terhadap terjadinya kebakaran, hasil analisis menunjukkan bahwa FWI yang sangat berpengaruh terhadap kebakaran dengan nilai korelasi Y=82.907 + 32.814X, dimana Y adalah tingkat intensitas kebakaran dan X adalah parameter FWI, lokasi yang sangat berpotensi terjadinya kebakaran adalah lokasi yang berdekatn dengan hutan kemasyarakatan (Hkm). Menjawab permasalahan kedua, menggunakan metode analisis electre, hasil analisis menujukkan bahwa dengan jaran yang jauh dari lokasi dan besarnya potensi kejadian maka lokasi yang berdekatan dengan Hkm menjadi pilihan untuk dijadikan posko dan suplai air pengendalian kebakaran hutan di HLSW. Permasalahan ketiga, menggunakan analisis topsis, hasil analisis menujukkan bahwa Masyarakat peduli api (MPA) berbasis masyarakat menjadi pilihan didalam bantuan pengendalian kebakaran hutan di HLSW, hal ini dapat dipahami karena jumlah penduduk yang besar dan waktu tanggap yang kecil. permasalahan keempat, menggunakan struktur model keber bagi pemenang (success to the successfull) memberikan gambaran saat ini dan yang akan datang, yaitu pemadam kebakaran KPHL mampu melakukan tugasnya dengan baik pada tingkat intensitas indeks FWI dengan rendah (0,4) sampai dengan sedang (2,67 dan 2,403) , sedangkan untuk nilai indeks FWI tinggi (9,368) sampai dengan ekstrem (16,023) dapat melakukan tugas dengan dibantu oleh tim MPA. Organisasi Dalkarhutla Provinsi Kalimantan Timur dan organisasi Dalkarhutla Kota Balikpapan dapat melakukan tugasnya dengan permintaan dari organisasi KPHL Balikpapan dan atau kebakaran dengan intensitas tingkat ekstrim di HLSW. Saran pada lokasi-lokasi yang sangat berpotensi terjadinya kebakaran disarankan untuk melengkapi peralatan deteksi dini, sehingga memudahkan untuk melakukan antisipasi pencegahan kebakaran di wilayah HLSW dan sekitarnya, pembangunan posko dan suplai air pengendalian kebakaran HLSW, tetap memperhatikan petunjuk teknis pembangunan posko pengendalian kebakaran di HLSW, pemilihan dan pengangkatan sumber daya manusia sebagai ujung tombak di dalam pengendalian kebakaran di HLSW, disarankan untuk memberikan tambahan pelatihan dan simulasi yang berkaitan dengan kedisiplinan kerjasama dengan pihak terkait, dalam melakukan skenario simulasi, disarankan untuk melakukan minimal 2 (dua) kali dalam setahun dan secara bersinergi dengan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya, terutama organisasi yang direkomendasikan oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, nomor P.32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016, tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
Kata kunci : Hutan lindung, kebakaran hutan, pengendalian kebakaran dan hutan lestari.