Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai efek toksik akut dan sub kronik ekstrak etanol daun tabat barito (Ficus deltoidea Jack) terhadap profil hematologi dan biokimia serum mencit jantan (Mus musculus L). Penelitian ini menggunakan rangcangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan 35 ekor mencit jantan. Terdapat 7 kelompok setiap kelompoknya terdiri dari 5 ekor, pada uji toksisitas terbagi menjadi 2 kelompok yaitu akut dan subkronik. Pada kelompok akut kontrol menggunakan CMC 0.5% dan perlakuan dosis 2000 mg/kgbb. Sedangkan pada kelompok toksisitas sub kronik kontrol menggunakan CMC 0.5% dan pada P1 (perlakuan 1) menggunakan dosis 125 mg/kgbb, P2 (perlakuan 2) menggunakan dosis 250 mg/kgbb dan P3 (perlakuan 3) menggunakan dosis 500 mg/kgbb serta P4 (perlakuan 4) menggunakan dosis 1000 mg/kgbb. Pada hewan uji diambil dan diletakan dengan menggunakan tangan pada bagian kepala dan leher ditegak sejajarkan kemudian dicekoki sesuai dosis perlakuan masing-masing sebanyak 0.2 mL toksisitas akut selama 14 hari sedangkan subkronik selama 28 hari. Pengamatan meliputi gejala toksik, berat badan, bobot organ relatif, hematologi dan biokimia serum. Hasil penelitian pada uji toksisitas akut selama 14 hari tidak ditemukannya mencit mati serta gejala toksik sehingga dapat dikatakan LD50>2000 mg/kgbb dapat diangap praktis tidak toksik. Sedangkan untuk uji toksisitas subkronik selama 28 hari pada profil hematologi memberikan pengaruh terhadap kadar hematokrit dan platelet. Pada uji biokimia serum memberikan pengaruh pada kadar trigliserida, asam urat, BUN (Blood urea nitrogen) dan kreatinin. Sehingga dapat dikatakan ekstrak daun tabat barito memberikan pengaruh terhadap hewan uji namun bersifat fluktuatif. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak pada mencit jantan tidak memberikan pengaruh terhadap lamanya pemberian dosis serta tidak menimbulkan respon yang berarti pada hewan uji. Melainkan hewan uji mengalami fluktuaktif yang menyebabkan perubahan kondisi mencit serta pengaruh internal seperti daya tahan tubuh dan kerentanan yang memicu terjadinya stres yang berhubungan dengan kondisi fisiologinya.