Penelitian pada tahap I pada kayu Sengon menggunakan dua faktor, yaitu target pemadatan (20%, 33% dan 43%) dan waktu pemanasan (0 menit, 3 menit dan 6 menit), serta perlakuan lain yaitu perebusan selama 45 menit sebelum pemadatan, suhu pemadatan 150 oC, tebal target pemadatan adalah 2 cm, hasilnya telah menunjukkan bahwa perlakuan yang optimal adalah pada target pemadatan 43% dan waktu pemanasan 6 menit.
Penelitian tahap II menggunakan target 43% dan suhu pemanasan 6 menit sesuai dengan hasil penelitian tahap I, berdasarkan hasil penelitian pada tahap II ini diperoleh bahwa untuk sifat fisis kayu mahang, rata-rata nilai springback-nya 1,30 %. Nilai rata-rata kadar air yang diperoleh 12,52 % pada kayu sengon dan 10,75 % pada kayu mahang. Nilai kerapatan kedua jenis kayu meningkat terhadap kontrol (contoh uji kayu tanpa pemadatan) yaitu berkisar antara 55,83 – 75,33 % untuk kerapatan kering tanur. Untuk sifat mekanisnya yaitu keteguhan tekan sejajar serat kedua jenis kayu juga meningkat secara signifikan terhadap kontrol yaitu berkisar antara 73 – 97 % pada kayu sengon dan 39 – 43 % pada kayu mahang. Kekerasan kedua jenis kayu juga meningkat secara signifikan terhadap kontrolnya, yaitu 88,21 – 166,39 % pada kayu sengon dan 48,50 – 107,48 % pada kayu mahang. Demikian juga nilai MOE dan MOR kedua jenis kayu telah meningkat terhadap kontrolnya, yaitu MOE kayu sengon meningkat antara 27,58 – 133.16 % dan MOR nya 40,44 – 78,87 % sedangkan MOE kayu mahang meningkat antara 28,67 – 66.30 % dan MOR nya 28,17 – 47.48%.
Kata Kunci : Perbaikan Fisis & Sifat Mekanis Kayu, Perebusan, Pemadatan (Densifikasi), Arah Radial dan Tangensial, Arah Pengempaan.