Mual dan muntah pascaoperasi adalah sebuah perasaan mual dan muntah yang dialami dalam rentang waktu 24 jam setelah operasi. Prevalensi dari mual dan muntah pascaoperasi adalah 17,9%-27,7%. Dampak dari mual dan muntah pascaoperasi pada pasien pasca bedah meliputi terbuka kembali luka operasi, pendarahan, dan terhambatnya penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan opioid pascaoperasi, durasi anestesi, jenis operasi, BMI terhadap kejadian mual dan muntah pascaoperasi pada penggunaan anestesi umum di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Desain penelitian yang digunakan adalah metode cohort dengan pendekatan retrospektif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder melalui data rekam medis pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi. Sampel dalam penelitian ini adalah 92 pasien, dengan 53 pasien (57,6%) mengalami mual dan muntah pascaoperasi. Hasil analisis didapatkan pasien dengan BMI underweight – normal lebih berisiko 1,45 kali (p=0,035) dibandingkan pasien dengan BMI overweight - obesitas. Pasien yang mendapat opioid pascaoperasi lebih berisiko 1,64 kali (p=0,005) dibandingkan pasien yang mendapat non opioid pascaoperasi. Pasien yang menjalani operasi berpotensi lebih berisiko 1,52 kali (p=0,02) dibandingkan pasien yang menjalani operasi yang kurang berpotensi. Pasien dengan durasi anestesi lebih dari 2 jam lebih berisiko 1,93 kali (p=0,007) dibandingkan pasien dengan durasi anestesi 30 – 59 menit. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh faktor BMI, penggunaan opioid pascaoperasi, jenis operasi, durasi anestesi terhadap mual dan muntah pascaoperasi pada penggunaan anestesi umum di RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda.