Gagal Ginjal merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversible. Data Indonesia Renal Registry (IRR) menunjukkan terapi dengan hemodialisa merupakan salah satu pilihan terapi pengganti ginjal yang jumlah pasiennya terus meningkat setiap tahunnya. Pasien yang menjalani hemodialisa mengalami perubahan dalam berbagai dimensi hidupnya dan memerlukan penyesuaian yang seringkali berdampak pada kondisi psikologis salah satunya adalah depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pada penderita gagal ginjal kronik di unit hemodialisis RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan desain penelitian survei. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan februari 2020 di Ruang Hemodialisa RSUD AWS samarinda dengan sampel sebanyak 65 responden. Hasil penelitian dianalisis menggunakan descriptive analisis. Hasil penelitian didapatkan responden paling banyak berusia 45-64 tahun yaitu sebanyak 52 responden (80,0%), jenis kelamin paling banyak laki-laki yaitu 44 responden (67,7%), tingkat pendidikan sebagian besar responden SMA/SMK yaitu 33 responden (50,8%), responden tidak bekerja paling banyak yaitu 39 responden (60,0%), sebagian besar responden menikah yaitu sebanyak 59 responden (90,8%), dan paling banyak responden telah menjalani HD > 12 bulan yaitu 44 responden (67,7%). Gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik, paling banyak masuk kategori depresi ringan sebanyak 30 responden (46,2%). Kesimpulan. Tingkat depresi terbanyak pada penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD AWS samarinda adalah depresi ringan. Karakteristik responden terbanyak yang mengalami depresi adalah umur 45-64 tahun, laki-laki, berpendidikan terakhir SMA/SMK, tidak bekerja, menikah dan menjalani HD>12 bulan.