Daging ayam broiler memiliki kandungan gizi yang tinggi, lengkap dan seimbang. Daging ayam broiler mudah didapatkan baik di pasar modern maupun tradisional. Rumah potong ayam (RPA) umumnya telah memiliki sarana penyimpanan yang memadai, namun tidak dapat dihindari adanya kontaminasi dan kerusakan selama proses dan distribusi. Oleh karena itu kualitas karkas yang beredar perlu diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas fisik daging/karkas ayam broiler dengan lokasi pemotongan yang berbeda di Kota Samarinda. Parameter yang diamati meliputi pH, susut masak, dan daya ikat air. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman dari bulan Desember sampai Februari 2020. Menggunakan uji T : T1 RPA Komersial dan T2 RPA Pasar Segar dengan tiga kali ulangan digunakan dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode pengujian statistik Independent Sample T-test dengan aplikasi SPSS 22. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemotongan yang berbeda dari RPA Komersial dan RPA Pasar Segar berpengaruh tidak nyata terhadap Nilai pH, susut masak, dan daya ikat air yang dihasilkan. kualitas fisik daging dada di RPA pasar segar antara lain, daya ikat air (74,76%), pH (5,78%), susut masak (33,11%) dan daya ikat air daging paha (77,1%), pH (5,90%), susut masak (32,89%), dan kualitas fisik daging dada di RPA komersial antara lain, daya ikat air (74,18%), pH (5,97%), susut masak (35,22%) dan daging paha daya ikat air (76,30%), pH (5,88%), susut masak (34,55%). Hasil penelitian berdasarkan analisis statistik uji T diketahui nilai kualitas fisik daging ayam broiler dari RPA pasar segar dan RPA komersial menunjukkan perbedaan tidak berbeda nyata (P>0,05).